LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – Saat tamu undangan memasuki dunia Met Gala 2024 yang mengusung tema “Sleeping Beauties: Reawakening Fashion,” mereka akan mendapati diri berjalan di atas karpet putih dihiasi dengan sentuhan halus dedaunan hijau yang diberi airbrush. Berangkat dari tradisi, karpet ini tidak hanya berfungsi sebagai jalan, tetapi juga sebagai portal menuju pengalaman mendalam yang terinspirasi oleh daya tarik romantis seni pra-Raphaelite.
Eaddy Kiernan, penuntun di balik perencanaan gala, menjelaskan kepada Vogue bahwa visinya adalah mengubah museum menjadi hutan ajaib di kala senja, mengambil inspirasi dari pra-Raphael untuk menciptakan suasana yang benar-benar memesona bagi para tamu. Pendekatan inovatif ini menandai permulaan dari karpet merah konvensional, sebuah tradisi yang telah berkembang selama bertahun-tahun untuk mencerminkan esensi tematik dari setiap pameran Met Gala.
Pada edisi sebelumnya, karpet mengambil rona putih bersih, dihiasi dengan garis-garis berputar yang mengingatkan pada tema “Karl Lagerfeld: A Line of Beauty” dan desain pameran itu sendiri. Andrew Bolton, kurator Wendy Yu yang mengawasi The Costume Institute, menjelaskan selama pratinjau pers acara tersebut, menggambarkan pola rumit sebagai simbol kecenderungan historis, romantis, dan dekoratif Lagerfeld yang terkait dengan kepekaan modernis, klasik, dan minimalisnya.
Era karpet merah Met Gala berakhir tahun 2015 saat menyelenggarakan pameran “China: Through the Looking Glass”. Perubahan itu membuka jalan bagi evolusi kreatif yang ditandai dengan beragam warna, desain luas, dan motif simbolis yang selaras dengan suasana pesta sekaligus memberikan sorotan.
Transformasi Karpet Met Gala Sejak 2015
Sejarah karpet Met Gala adalah perjalanan menakjubkan selama puluhan tahun dalam mode, seni, dan ekspresi kreatif. Awalnya, pintu masuk gala ditandai dengan karpet merah tradisional yang melambangkan keanggunan dan gengsi. Namun, seiring dengan berkembangnya acara tersebut menjadi platform untuk merayakan perpaduan antara mode dan seni, demikian pula desain karpetnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, karpet Met Gala telah menjadi bagian integral dari pengalaman tematik acara tersebut. Setiap tahun, karpet mengalami transformasi warna atau corak untuk mencerminkan tema keseluruhan pameran di dalam museum. Pendekatan inovatif ini dimulai sekitar tahun 2015, bertepatan dengan pameran “China: Through the Looking Glass”, yang memamerkan pengaruh estetika Tiongkok pada mode Barat.
Sejak saat itu, karpet berfungsi sebagai kanvas ekspresi artistik, mencerminkan tema yang dieksplorasi di dalam dinding museum. Dalam beberapa tahun terakhir, karpet Met Gala telah berevolusi melampaui warna merah tradisional, dengan menggabungkan beragam warna, tekstur, dan motif. Mulai dari karpet off-white yang dihiasi dedaunan airbrush hingga desain rumit yang terinspirasi oleh seni pra-Raphaelite, setiap iterasi karpet Met Gala berfungsi sebagai bukti komitmen acara tersebut terhadap kreativitas dan inovasi di dunia mode dan seni.
Pilihan Editor: 5 Penampilan Seleb Paling Memorable Menghadiri di Met Gala
TIMES OF INDIA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika