Pasti melegakan ketika kita mengelupaskan kulit-kulit mati atau kulit yang kering dari wajah kita. Kandungan minyak berlebih, pori yang tersumbat hingga sel kulit mati bisa hilang dan kulit terasa langsung bersih, halus dan tampak lebih cerah.
Perlu kamu tahu, bahwa melakukan eksfoliasi nggak bisa sembarangan menggosokkan wajah hingga kulit matinya lepas. Ini harus dilakukan dengan memperhatikan jenis kulitmu.
Eksfoliasi wajah yang asal-asalan bisa menyebabkan iritasi, kemerahan dan kulit sensitif. Kunci proses eksfoliasi adalah menggosok dengan pelan dan halus. Ini beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan dalam melakukan eksfoliasi, Beauties!
1. Perhatikan Jenis Kulit
Eksfoliasi sesuai jenis kulit/Foto: Pexels/Ivan Samkov
Kulit berminyak lapisannya cenderung lebih ‘tebal’ dibandingkan kulit kering. Ada lebih banyak penumpukan kotoran atau sel-sel kulit. Maka dari itu, untuk kamu yang jenis kulitnya berminyak, bisa lakukan eksfoliasi setiap hari atau dua hari sekali. Kamu bisa gunakan scrub atau exfoliator dengan gerakan memutar dan perlahan.
Kulit kering atau sensitif punya lapisan kulit yang cenderung lebih tipis. Maka kamu nggak perlu eksfoliasi setiap hari dan cukup beberapa kali dalam seminggu atau sebulan. Hal ini supaya kulitmu nggak semakin kering, mengelupas atau bahkan iritasi. Kamu juga perlu memilih alat eksfoliasi yang kandungannya lembut untuk kulit.
Bagi kamu yang punya jenis kulit biasa atau belum pernah eksfoliasi, ini bisa jadi waktu untuk mengeksplorasi kulit. Kamu bisa melakukan eksfoliasi secara bertahap, dimulai dari seminggu sekali, kemudian meningkat sesuai toleransi kulit wajah.
2. Perhatikan Kandungan Eksfoliator
Perhatikan kandungan Eksfoliasi/Foto: Pexels/Ray Piedra
Dilansir dari PureWow, dokter kulit kosmetik di Amerika, Dr. Chang menjelaskan dua jenis eksfoliator yang bisa kita gunakan. Ada yang secara mekanis dan kimiawi menggunakan bahan kimia.
Eksfoliasi secara mekanis melibatkan penggunaan alat pembersih atau scrub untuk mengangkat sel kulit mati. Kamu bisa gunakan scrub wajah dengan butiran mikro, scrub gula atau garam, spons khusus wajah atau bahkan batu apung produk eksfoliasi.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan eksfoliator berbahan kimia untuk melarutkan sel kulit mati. Bagi kamu yang sering menggunakan skincare pasti nggak asing dengan bahan-bahan kimia ini.
Tiga bahan utama yang digunakan adalah asam alfa-hidroksi (AHA), asam beta-hidroksi (BHA) dan asam polihidroksi (PHA).
AHA adalah asam alami yang terdapat di banyak makanan dan gula susu. Kandungannya mendorong pengelupasan kulit. Kandungan BHA bisa menembus ke dalam kulit kita dan melarutkan residu yang menyumbat pori-pori, seperti minyak. Maka, kandungan BHA sangat cocok untuk orang dengan kulit berminyak dan berjerawat.
PHA adalah jenis asam baru yang punya manfaat sama, namun iritasinya lebih sedikit. Kandungan ini bisa membantu menghaluskan kulit, anti penuaan sekaligus menghidrasi kulit.
3. Eksfoliasi Nggak Boleh Setiap Hari
Waktu yang tepat untuk Eksfoliasi/Foto: Pexels/Polina Kovaleva
Membersihkan sel kulit mati berarti mengikis lapisan kulit wajah kita. Maka dari itu, eksfoliasi nggak boleh dilakukan setiap hari.
Ketika kulitmu sedang ada luka terbuka, infeksi atau peradangan, hingga jerawat yang parah, maka sebaiknya hindari eksfoliasi dan lakukan perawatan terlebih dahulu.
Untuk mencegah rusaknya skin barrier, kamu bisa membatasi proses eksfoliasi selama 2-3 kali seminggu dan memperhatikan jenis kulit.
Lakukan eksfoliasi selama sekitar 30 detik dengan digosokkan secara halus pada wajah. Hal yang paling penting adalah semua jenis kulit harus menjaga kelembapan kulit dengan pelembap setelah eksfoliasi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)