Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang memiliki manfaat kesehatan saat dikonsumsi. Mereka sering disebut sebagai bakteri baik di usus dan bersaing dengan bakteri jahat untuk menciptakan keseimbangan bagi sistem pencernaan yang sehat.
Probiotik juga memiliki manfaat lain, di antaranya membantu fungsi kekebalan tubuh, mendukung kesehatan jantung, mengobati diare, mengurangi peradangan dan alergi, membuat kulit tampak lebih baik, bersifat antivaginitis, hingga mengurangi depresi. Kamu bisa memperoleh probiotik dari makanan yang difermentasikan dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan bakteri baik.
Selama ini, kuliner fermentasi yang identik dengan makanan probiotik adalah yogurt, kimchi, miso, dan sauerkraut. Sayangnya, tak semua masyarakat Indonesia bisa memperoleh makanan probiotik impor tersebut dengan mudah di tempat tinggal mereka. Padahal, Indonesia juga punya, loh, beberapa kuliner tradisional yang kaya akan probiotik menyehatkan.
Berikut deretan kuliner tradisional Indonesia mengandung probiotik yang bisa kamu peroleh dengan mudah.
1. Tempe
Tempe makanan probiotik asli Indonesia/Foto: Freepik.com/ikarahma
Siapa yang tidak tahu tempe? Produk fermentasi kedelai asli dari Indonesia ini telah dikenal luas hingga mancanegara sebagai pengganti daging yang populer di kalangan vegetarian. Di dalam negeri sendiri, tempe menjadi sumber protein nabati yang umum ditemukan di tiap daerah dengan harga terjangkau.
Di samping tinggi kandungan protein dari bahan kedelai, tempe mengandung probiotik sekaligus prebiotik yang dapat mempengaruhi mikrobioma di usus. Mengutip laman Good Food, tempe juga mengandung banyak gizi penting bagi tubuh, seperti karbohidrat, lemak, serat, vitamin B12, zat besi, kalsium, magnesium, dan fosfor.
2. Tapai Singkong
Tapai singkong/Foto: Freepik.com/ikahilal
Tapai singkong, atau orang Sunda menyebutnya peuyeum, ialah makanan fermentasi dari singkong. Kuliner khas Jawa Barat ini dibuat dengan menaburkan ragi ke permukaan singkong yang telah dikupas, dicuci bersih, dan dikukus. Singkong tersebut kemudian disimpan dalam keranjang bambu yang dialasi daun pisang untuk proses peragian selama 2-3 hari. Ada juga tapai yang difermentasikan dengan cara menggantung singkong yang sebelumnya telah diberi ragi.
Perbedaan cara fermentasi tersebut menghasilkan karakteristik peuyeum yang berbeda. Setelah jadi, tapai singkong yang disimpan di keranjang bambu memiliki tekstur yang lembut cenderung lembek, rasa yang manis, serta aroma khas fermentasi. Sementara, tapai singkong yang digantung bertekstur lebih keras dan kering.
3. Tapai Ketan
Tapai ketan/Foto: Freepik.com/ikarahma
Berbeda dengan tapai singkong, tapai ketan menggunakan beras ketan sebagai bahan dasarnya. Proses pembuatan tapai ketan diawali dengan merendam beras ketan yang telah dicuci bersih semalaman.
Selanjutnya, ketan dikukus hingga matang, kemudian ditaburi ragi, dibungkus dengan daun pisang atau daun jambu, sebelum akhirnya disimpan dalam wadah tertutup rapat untuk proses fermentasi selama 3 hari. Semakin lama didiamkan, tapai ketan akan semakin asam karena kadar alkoholnya meningkat.
Tapai ketan memiliki rasa manis asam dengan tekstur beras yang empuk. Kuliner ini biasanya menjadi teman makan uli.
4. Dadiah
Dadiah/Foto: Istimewa/detiksumut
Mungkin, banyak dari Beauties yang belum tahu kalau Minangkabau punya olahan yogurt tradisional bernama dadiah. Seperti halnya yogurt di pasaran, dadiah menawarkan rasa yang cenderung asam, memiliki tekstur lembut, dan berwarna putih kekuningan. Dadiah terbuat dari fermentasi susu kerbau, dan selama proses itu susu disimpan di dalam batang bambu dengan penutup daun pisang selama 48 jam hingga mengental.
Masyarakat Minangkabau biasanya mengonsumsi dadiah bersama ampiang, yaitu beras ketan yang ditumbuk, atau sebagai lauk pendamping nasi. Merujuk Kanal Pengetahuan dan Informasi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada yang mengutip Jurnal Natur Indonesia (2003), produk probiotik ini kaya akan protein, lemak, asam amino esensial, kalsium, juga vitamin B dan K yang dihasilkan selama fermentasi.
5. Brem
Brem/Foto: Sugeng Harianto/detikJatim
Brem adalah jajanan khas dari daerah Madiun, Jawa Timur yang berwarna putih kekuningan, berbentuk balok, dan memiliki cita rasa asam dan manis. Camilan ini ketika dimasukkan ke dalam mulut akan langsung meleleh dan meninggalkan sensasi dingin di mulut.
Brem terbuat dari sari atau air tapai ketan putih yang dimasak dengan teknik tertentu, dicetak, dan dikeringkan. Merujuk detikjatim, proses pembuatan brem memakan waktu cukup lama. Mulanya, beras ketan putih sebagai bahan dasar brem harus difermentasi dulu menjadi tapai selama seminggu, sebelum bisa diambil airnya.
6. Ikan Pakasam
Ikan pakasam/Foto: Istimewa/detiksumut
Ikan pakasam atau iwak samu adalah menu masakan khas suku Banjar yang ada di Kalimantan Selatan. Sajian ini dibuat dari bahan dasar ikan air tawar yang diawetkan melalui proses fermentasi dengan garam agar lebih tahan lama. Ikan sungai yang biasa dibuat pakasam adalah jenis ikan kecil-kecil seperti sepat, gabus, papuyu, dan saluang.
Mengutip detiksulsel, cara pembuatan pakasam yaitu ikan yang telah dicuci bersih kemudian dibaluri dengan garam dan ditaburi beras tumbuk yang telah disangrai, sebelum akhirnya didiamkan selama 2 hari. Setelah jadi, bahan makanan ini biasanya diolah lagi dengan berbagai rempah dan bumbu sebelum disajikan sebagai lauk bersama dengan nasi putih hangat.
****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)