Beauties, pernahkah kamu berandai-andai mengapa baik dirimu atau orang lain sangat mempercayai intuisi, firasat, atau apa pun itu? Mungkin, Beauties sendiri sulit menjelaskan alasannya, namun ketika sudah mendapat firasat, Beauties bisa sangat yakin untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal itu.
Lantas, apakah intuisi merupakan hal yang ilmiah? Melansir dari Healthline, berikut penjelasan-penjelasan logis tentang intuisi!
Bagaimana Rasanya Memiliki Firasat?
Ilustrasi perempuan/Foto: Freepik/sinostudio
Firasat tersebut biasanya muncul setelah kita melakukan sesuatu, entah bertemu dengan orang baru atau tidak yakin dengan suatu situasi, namun Beauties tahu hal ini merupakan tanda yang tidak baik.
Saat naluri itu muncul, kita akan cenderung cemas akan suatu hal yang tidak beres atau menjadi sangat yakin setelah memutuskan sesuatu.
Adapun tanda-tanda bahwa kita memiliki suatu firasat, yaitu:
- Tiba-tiba merasa mendapatkan kejelasan akan sesuatu
- Tubuh merasa sesak
- Merinding
- Mual
- Tangan atau kaki berkeringat
- Pikiran yang selalu berbalik pada objek atau situasi tertentu
- Merasa tenang dan damai setelah membuat suatu keputusan
Dari Mana Asal Firasat Tersebut?
Ilustrasi perempuan/Foto: Freepik/cookiestudio
Hubungan antara pencernaan dan pikiran membuat serangkaian emosi yang kita rasakan ini tergolong dalam stres pada organ pencernaan. Ketika kita cemas dan takut, kita akan merasa sakit perut atau mual. Atas dasar fenomena inilah, istilah “gut feeling” berada.
Berdasarkan penelitian pada jurnal Psychology Research and Behavior Management, intuisi berkaitan dengan beberapa proses otak, seperti mengevaluasi, menafsirkan emosi, dan isyarat non verbal lainnya. Seiring berjalannya waktu, otak akan menerima stimulus dari dari luar, sehingga Beauties menjadi lebih paham dengan informasi ini.
Perbedaan Intuisi dengan Kecemasan atau Ketakutan
Ilustrasi perempuan/Foto: Freepik/sinostudio
Memang, respon fisik dari firasat adalah merasakan kecemasan, sehingga mungkin Beauties menjadi bingung mendefinisikan perasaan tersebut. Agar tidak salah paham, berikut perbedaan dari intuisi, kecemasan, dan paranoid.
- Firasat mengarah pada keputusan yang jelas. Intuisi biasanya mengarahkan Beauties pada keputusan yang konkrit dan spesifik. Sedangkan, kecemasan hanya berandai-andai terhadap masa depan dan tidak memberi keputusan pasti untuk Beauties.
- Paranoid tidak berdasarkan fakta. Paranoid adalah bentuk kecurigaan yang tidak rasional pada orang lain dan tindakannya.
- Kecemasan cenderung bertahan lama. Suatu firasat biasanya menghilang setelah Beauties menentukan pilihan, dimana Beauties merasa lega dan tenang. Sedangkan, kecemasan membuat Beauties selalu berhati-hati pada potensi ancaman. Setelah satu masalah selesai, Beauties akan meragukan masalah lainnya.
Kapan Saatnya Kita Harus Mempercayai Firasat?
Ilustrasi perempuan/Foto: Freepik/reezky11
- Ketika Beauties bisa membedakannya dengan angan-angan
- Ketika Beauties perlu untuk menentukan keputusan dengan cepat
- Ketika Beauties memprioritaskan kebutuhan
- Ketika tidak memiliki cukup data dan bukti
Pada intinya, waktu dan latihan akan mengasah kemampuan intuisi Beauties. Mendengarkan sinyal emosi atau gejala-gejala tubuh membantu Beauties untuk mendengarkan firasat dan belajar bagaimana mempercayainya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)