Berita

Puan Maharani Anggun Berbalut Kebaya dan Kain Endek Bali di World Water Forum

×

Puan Maharani Anggun Berbalut Kebaya dan Kain Endek Bali di World Water Forum

Share this article


LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – KTT World Water Forum yang digelar di Bali merupakan konferensi untuk memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi. Selain tamu dari pemimpin negara, hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani yang tampil mencuri perhatian. 

Dalam gelaran internasional tersebut, Puan Maharani tampil anggun berbalut kebaya warna putih berbahan satin sampai sebatas lutut yang dipadukan kain endek khas Bali warna hitam corak colorful. Tak lupa, perempuan kelahiran 6 September 1973 ini menambahkan brooch keemasan di kebayanya. 

“Kain yang saya pakai ini khas Bali, namanya kain endek. Kata “endek” diambil dari kata “gendekan/ngendek” yang berarti diam, tetap, tidak berubah, konsisten warnanya. Tadi malam saya pilih kain endek jadi busana saya di gala dinner. Kain ini 100% handmade, lama pembuatannya sekitar 1 bulan. Beberapa rumah mode papan atas di Prancis sudah pakai kain ini untuk fashion show beberapa tahun lalu,” tulis Puan.

Menurut sejarahnya, Kain Tenun Bali ini mulai berkembang sejak 1985 di Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung. Tepatnya pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong. Beberapa saat kemudian, kain ini berkembang luas ke sekitar daerah desa-desa sekitar kabupaten Klungkung, salah satunya di Desa Sulang.

Nama “Endek” diambil dari kata gendekan atau ngendek yang maknanya diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Kain endek telah dikenal sejak abad ke-16 dan terus berkembang hingga saat ini. Pada prinsipnya kain endek digunakan sebagai pakaian, simbol persaudaraan, dan juga cindera mata. 

Presiden Joko Widodo Menyoroti Masalah Air 

Presiden Jokowi menyampaikan sambutan saat Welcoming Dinner World Water Forum ke-10 2024 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Badung, Bali, Minggu, 19 Mei 2024. ANTARA /Media Center World Water Forum 2024/Fikri Yusuf

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Jokowi menyoroti bahwa terlalu banyak maupun terlalu sedikit air dapat menjadi masalah bagi dunia.

“Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana,” kata Jokowi saat membuka High Level Meeting KTT World Water Forum ke-10, Bali, Senin, 20 Mei 2024.

Presiden, dalam keteranganya, mencatat bahwa bank dunia memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050. 

Pertemuan tingkat tinggi tahun ini dihadiri para pemimpin dunia seperti Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri lanka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, dan Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso.

Acara ini juga akan diikuti Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis, mantan Presiden Hungaria Janos Ader, utusan khusus Prancis Barbara Pompili, dan utusan khusus Belanda Meike van Ginneken.

Pilihan Editor: Makan Malam, Para Tamu World Water Forum Dijamu Menu Khas Nusantara

DANIEL A. FAJRI | JULI HANTORO | TENUN BALI 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *