LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – Bos SpaceX dan Tesla, Elon Musk bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meluncurkan layanan internet satelit SpaceX untuk sektor kesehatan di Bali, Minggu, 19 Mei 2024. Starlink, nama layanan internet tersebut, bertujuan untuk meningkatkan akses di wilayah terpencil.
Musk tiba di Bali, Minggu, 19 Mei 2024, dengan jet pribadi sebelum menghadiri upacara peluncuran penggunaan Starlink di pusat kesehatan masyarakat di Denpasar.
Musk tampak kembali mengenakan kemeja batik hijau yang disebut Batik Bomba. Kain itu merupakan kain khas Indonesia yang berasal dari Sulawesi Tengah.
Kemeja Batik Bomba hijau juga dipakai Musk saat hadir secara virtual di acara B20 Summit Indonesia 2022. Dia diwawancara oleh CEO Bakrie & Brothers, Anindya Bakrie.
Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers Anindya Bakrie saat mewawancarai CEO Tesla Inc. Elon Musk secara virtual di acara B20 Summit Indonesia 2022 pada Senin, 14 November 2022, di Bali. Bos baru Twitter itu mengenakan Batik Bomba asal Sulawesi Tengah. (YouTube B20 Summit Indonesia 2022)
Tentang Batik Bomba yang Dikenakan Elon Musk
Dalam telekonferensinya dengan Elon Musk, Anindya mengatakan batik itu dibuat di Indonesia dan dikirimkan langsung ke kediaman Musk. “Dikirim ke Texas, kediaman Elon Musk di Amerika Serikat,” ujar Anindya pada Senin, 14 November 2022.
Dalam wawancara virtualnya bersama Elon Musk, Anindya memperkenalkan bahwa batik tersebut berasal dari Sulawesi Tengah. “Ini adalah tempat di mana banyak nikel yang Anda miliki sekarang, sehingga Anda mungkin ingin berkunjung ke sana,” tuturnya di B20 Summit.
Dia pun mengatakan bahwa masyarakat di Sulawesi Tengah memiliki ambisi untuk membuat kawasan industri net zero dengan energi bersih. Sehingga, kata Anindya Bakrie, Batik Bomba ini sangat spesial. “Saya harap Anda menyukainya,” ujar Anindya.
Elon Musk pun merespons bahwa dirinya menyukai batik yang dikenakannya. “Hebat. Itu bagus. Saya menyukainya,” katanya.
Dilansir I Ware Batik, corak Bomba memiliki makna sebagai lambang cinta yang sakral bagi keluarga, kerajaan, dan Tuhan. Tak hanya itu, Bomba juga dikenal sebagai batik yang menggambarkan keterbukaan dan kebersamaan dalam kehidupan sosial masyarakat Palu.
Nama batik Bomba itu sendiri berasal dari bahasa kaili yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah kembang/bunga. Maka tak heran bila motif dari batik bomba itu sendiri kebanyakan bermotif kembang/bunga.
Dikutip dari beberapa sumber menyebutkan sejarah munculnya motif bunga Bomba adalah dari seorang Langganunu perempuan bernama Putri Manukaluli, seorang Langganunu perempuan dari Boya Peramba Tavaeli.
Motif ini pada awalnya dimulai dari kulit kain kayu yang biasa di sebut orang Kaili dengan sebutan Ivo atau kayu Ivo. Mulai dari kulit kain kayu, hingga sutera dan kain sarung Bomba. Setelah terbentuk Patanggota di kerajaan Tavaeli kemudian di ciptakan lagi motif Bomba kota.
Pusat penelitian Universitas Tadulako menemukan corak dan Motif Baju kaili di Negeri Belanda yang di Inventarisir oleh KITLV Belanda sebanyak 30 motif. Hal ini membuktikan bahwa tingkat keragaman dan diferensasi motif kriyawastra Lembah Palu Sulawesi Tengah sangat bervariasi.
Di masa kini, motif dan desain batik khas Sulawesi Tengah tidak hanya terpusat pada motif bomba saja. Ada beberapa jenis motif batik lainnya yang muncul sesuai dengan ciri khas beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah. Motif batik tersebut antara lain adalah Taiganja, Bunga Cengkeh, Sambulugana, Burung Maleo dan Burung Allo.