Selingkuh, perlu dimaafkan atau tidak? Menurut Beauties, gimana? Perselingkuhan menjadi salah satu akar dari retaknya sebuah hubungan. Terkadang, ada yang memilih untuk melepaskan dan bertahan di hubungan toxic.
Sebuah penelitian 2017 bertajuk ‘Once a Cheater, Always a Cheater? Serial Infidelity Across Subsequent Relationships’ menyebutkan, 44 persen orang yang menjalin hubungan romantis terlibat perselingkuhan.
Sebenarnya timbal balik apa yang mereka dapatkan ketika berselingkuh? Mengapa bisa melakukan hal semacam itu. Bukankah jika mencintai tidak akan mengkhianati?
Riset 2020: Selingkuh Disebabkan karena Pengabaian Diri Terhadap Pasangan hingga Komitmen yang Berkurang
Alasan selingkuh menurut penelitian/foto: pexels.com/timur weber
Journal of Sex & Marital Therapy menerbitkan hasil penelitian yang menjelaskan alasan mengapa seseorang bisa selingkuh. Beberapa di antaranya pengabaian diri terhadap pasangan dan berkurangnya komitmen dalam hubungan.
Sibuk bekerja seharian sampai tidak ada waktu bersama pasangan, bisa memicu akar perselingkuhan. Kesibukan yang berkepanjangan bisa membuat pasangan merasa diabaikan dan bukan prioritas lagi.
Keadaan semakin memburuk saat komunikasi kian berkurang dan romantisme dalam hubungan semakin redup. Dalam kondisi ini, pasangan akan merasa sendirian layaknya tidak memilikimu, Beauties!
Jadi, bukan tidak mungkin pasangan akan beralih ke orang lain untuk menemani kesunyiannya.
Berkurangnya komitmen dalam diri terhadap hubungan yang dijalani juga menjadi alasan seseorang berselingkuh. Cinta yang tidak dipupuk akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Komitmen yang dijanjikan dulu hanyalah ketertarikan dan nafsu sesaat.
Ketika rasa sayang dan memiliki sudah tidak ada, pasangan akan lebih mudah tergoda untuk selingkuh. Terkadang, ada pasangan yang selingkuh bukan hanya untuk memenuhi nafsunya melainkan keinginan keluar dari hubungan yang tidak membuatnya bahagia.
Pakar: Pria Selingkuh karena Rasionalnya yang Bodoh!
Alasan selingkuh menurut psikolog/foto: pexels.com/vera arsic
Seorang Psikolog dan Profesor di California State University, Los Angeles, Ramani Durvasula mengatakan kepada Newsweek bahwasanya, pria selingkuh lantaran rasionalnya yang bodoh! Kok, begitu?
Rasionalisasi bodoh yang dimiliki pria ini didasarkan pada evolusi manusia. Hal ini mengacu pada ekspektasi biologis bahwa pria menginginkan banyak pasangan untuk memaksimalkan reproduksi dan memilih pasangan yang lebih muda dengan alasan kesuburan.
Durvasula mengatakan bahwa anggapan semacam itu salah. Meskipun seorang pria bisa mendapatkan banyak keturunan dari sekian pasangannya, apakah dia bisa menjamin kehidupan dan keselamatan anak-anaknya? Jika tidak, keturunannya mungkin tidak bisa mencapai usia reproduksi. Akhirnya, rasionalisasi itu tidak berguna.
Secara terpisah, Susan Winter selaku pakar hubungan mengungkapkan alasan seseorang selingkuh adalah kurangnya penghargaan dan kekaguman dalam suatu hubungan, mengutip Business Insider.
Bentuk Perselingkuhan, Apakah Hanya Seks?
Bentuk perselingkuhan tidak hanya dalam hubungan seks/foto: pexels.com/min an
Menurut Beauties, hal apa saja yang bisa dikatakan bahwa pasanganmu itu berselingkuh? Mengutip Newsweek, terdapat perbedaan persentase antara perempuan dan pria terkait bentuk perselingkuhan.
Secara umum, perempuan maupun pria sepakat bahwa berhubungan seks dengan orang lain adalah tindakan selingkuh. Namun, perempuan juga cenderung memandang hal lain sebagai perselingkuhan.
Sekitar 74 persen perempuan menganggap bahwa menjalin hubungan emosional dan non-seksual dengan orang lain juga termasuk bentuk perselingkuhan. Sementara hanya 59 persen kaum pria yang berpendapat serupa.
Itu dia pandangan para pakar tentang mengapa pria bisa berselingkuh. Semoga Beauties tidak menjadi korban dari perselingkuhan ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)