Mi instan termasuk salah satu makanan lezat yang banyak digemari oleh berbagai kalangan, termasuk para anak kos. Yups, banyak anak kos yang sering mengonsumsi mi instan bahkan setiap hari dengan berbagai alasannya masing-masing.
Meskipun mi instan termasuk makanan yang paling praktis bagi anak kos, namun terlalu sering mengonsumsinya dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan di kemudian hari.
Dilansir dari Healthshots, berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu berhenti makan mi instan setiap hari. Simak!
1. Rendah Nutrisi
Ilustrasi mi instan/Foto: Freepik.com/freepik
Terkenal dengan kandungan nutrisinya yang buruk, mi instan hampir tidak menawarkan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan serat. Sebaliknya, mi instan mengandung banyak kalori, terutama dari karbohidrat olahan dan lemak tidak sehat, yang dapat menjadi masalah dalam pengelolaan berat badan.
Jika kamu sering mengonsumsi mi instan, maka hal ini dapat meningkatkan risiko kekurangan nutrisi.
2. Mengandung MSG
Ilustrasi mi instan/Foto: Freepik.com/jcomp
Monosodium glutamat (MSG) merupakan bahan tambahan umum yang digunakan dalam mi instan untuk meningkatkan rasa. Meskipun Badan Pengawas Obat dan makanan AS (FDA) mengakui MSG secara umum aman, namun masih ada perdebatan mengenai potensi efek sampingnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi MSG yang tinggi dikaitkan dengan penambahan berat badan, sakit kepala, mual, dan bahkan tekanan darah tinggi.
Namun, beberapa penelitian lain tidak menemukan hubungan antara berat badan dan konsumsi MSG dalam jumlah sedang.
3. Tinggi Natrium
Ilustrasi mi instan/Foto: Freepik.com/freepik
Salah satu efek samping yang mengkhawatirkan dari mi instan ialah kandungan natriumnya yang tinggi. Satu porsi mi instan dapat mengandung lebih dari setengah asupan natrium harian yang direkomendasikan.
Menurut Journal of American College of Cardiology, asupan natrium berlebihan dikaitkan dengan kerusakan organ dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
4. Penuh dengan Lemak Jahat
Ilustrasi makan mi instan/Foto: Freepik.com/freepik
Dalam proses mengolah mi instan, seringkali digoreng dengan minyak sawit atau minyak tidak sehat lainnya. Hal ini dapat menghasilkan produk yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans. Keduanya diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menurunkan kolesterol HDL (baik).
Ahli Nutrisi Saloni Arora mengatakan, bahwa pola makan yang tinggi lemak dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu kondisi yang ditandai dengan penumpukan timbunan lemak di arteri, sehingga dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, asupan lemak jenuh dan lemak trans yang berlebihan juga dikaitkan dengan obesitas, penyakit hati, dan kondisi kesehatan kronis lainnya.
5. Terbuat dari Tepung Terigu (Maida)
Ilustrasi tepung/Foto: Freepik.com/Mateus Andre
Bahan utama mi instan terbuat dari Maida, yaitu sejenis tepung putih yang diproses secara mendalam. Maida rendah serat makanan dan nutrisi penting dibandingkan dengan biji-bijian.
“Mengonsumsi Maida dalam jumlah besar dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, sehingga sangat merugikan bagi penderita diabetes atau resistensi insulin,” kata Aurora.
Selain itu, pola makan tinggi karbohidrat olahan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2.
6. Dikemas dengan Bahan Pengawet Berbahaya
Ilustrasi mie instan/Foto: Freepik.com/freepik
Untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan rasa, mie instan dikemas dengan bahan pengawet seperti Tersier butylhydroquinone (TBHQ) dan butylated hydroxyanisole (BHA).
Meskipun bahan kimia tersebut aman dalam jumlah kecil, namun jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa berbahaya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Ilmu Kedokteran Dasar Iran mengaitkan paparan kronis terhadap TBHQ dengan kerusakan saraf, peningkatan risiko limfoma, dan pembesaran hati.
7. Potensi Risiko Kesehatan
Ilustrasi makan mi instan/Foto: Freepik.com/freepik
Tak hanya masalah gizi, terlalu sering mengonsumsi mi instan memang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh Nutrion Research and Practice, sering mengonsumsi mie instan mungkin terkait dengan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kelainan kadar kolesterol.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)