Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang kini masih berupaya untuk mengatasi masalah resesi seks.
Pasalnya, selama 8 tahun berturut-turut, angka kelahiran di negeri Sakura ini kian merosot tajam. Bahkan, menurut survei terbaru, menemukan fakta bahwa lebih dari 68 persen pasutri tidak melakukan hubungan suami-istri. Lalu, generasi mudanya, enggan menikah atas banyak alasan.
Salah satu upaya terbaru yang kini dilakukan Pemerintah Tokyo, Ibu kota Jepang adalah dengan meluncurkan sebuah aplikasi kencan khusus, seperti Tinder. Aplikasi kencan tersebut akan resmi hadir pada awal musim panas ini.
Ini Persyaratan untuk Pengguna Aplikasi Kencan Jepang…
Ilustrasi aplikasi kencan/foto: freepik.com/freepik
Aplikasi kencan yang dibuat khusus oleh pemerintah Jepang ini berbeda dengan yang selama ini kita ketahui, misalnya Tinder. Di Tinder, semua orang bisa menggunakannya, tanpa perlu ribet-ribet mengisi ‘data khusus’.
Karena upaya pejabat Tokyo adalah untuk mengatasi masalah resesi seks yang serius, maka ada sederet persyaratan yang perlu dipenuhi sebagai bukti keseriusan mengikuti aplikasi kencan ini.
Menurut pejabat Tokyo, nantinya pengguna aplikasi kencan akan diminta untuk menyerahkan dokumentasi yang membuktikan bahwa secara hukum mereka masih lajang dan menandatangani surat yang menyatakan mereka bersedia untuk menikah.
Tak hanya itu saja, mereka yang ‘bermain’ aplikasi kencan ini akan diminta juga slip sertifikat pajak untuk membuktikan gaji tahunannya. Lalu, mereka juga akan diminta memasukkan 15 pertanyaan informasi pribadi, termasuk tinggi badan, latar belakang pendidikan, dan pekerjaannya setelah wawancara wajib dengan operator aplikasi.
Aplikasi Kencan sebagai ‘Dorongan Lembut’ dari Pemerintah untuk Warganya
Ilustrasi Jepang/Foto: Freepik.com/wichayada
Melansir The Independent, pemerintah Jepang rela menggelontorkan dana total 500 juta yen, untuk mempromosikan pernikahan melalui aplikasi dan proyek lainnya, sepanjang 2023-2024 ini.
Pejabat Tokyo mengatakan cara ini adalah bentuk dukungan untuk mereka yang ingin menikah, tapi tidak dapat menemukan pasangan.
“Kami berharap aplikasi ini, beserta hubungannya dengan pemerintah, akan memberikan rasa aman dan mendorong mereka yang selama ini ragu menggunakan aplikasi tradisional untuk mengambil langkah pertama dalam mencari pasangan,” kata seorang pejabat pemerintah Tokyo.
Pejabat lain mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa aplikasi ini akan memberikan dorongan lembut untuk mereka yang ingin menikah, tapi tidak secara aktif mengikuti acara atau aplikasi kencan.
“Kami mengetahui bahwa 70 persen orang yang ingin menikah tidak secara aktif mengikuti acara atau aplikasi untuk mencari pasangan,” kata
“Kami ingin memberikan mereka dorongan lembut untuk menemukannya.”
Di balik terobosan ini, banyak pengguna media sosial yang menyatakan skeptis pada rencana tersebut.
“Apakah ini sesuatu yang harus dilakukan pemerintah terhadap pajak kita?” kata seorang pengguna media sosial.
Namun, di samping itu pengguna media sosial lain tertarik mengikutinya karena mereka merasa lebih aman. Demikianlah yang dikutip dari Japan Times.
Sebagai informasi, angka kelahiran di Jepang turun selama delapan tahun berturut-turut menjadi 758.631, turun sebesar 5,1 persen. Jumlah kematinnya mencapai 1.590.503.
Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja dan Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjanjikan kebijakan-kebijakan termasuk bantuan keuangan untuk keluarga, akses penitipan anak yang mudah, hingga lebih banyak cuti untuk orang tua.
Nah, bagaimana menurutmu Beauties dengan terobosan teranyar dari Jepang ini?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)