Berita

Alasan Mengapa Fans Perempuan Sering Disebut ‘FOMO’ saat Menggemari Sepakbola

×

Alasan Mengapa Fans Perempuan Sering Disebut ‘FOMO’ saat Menggemari Sepakbola

Share this article


Baru-baru ini, dunia sepakbola Indonesia mendapat banyak sorotan dan perhatian dari masyarakat karena torehan prestasi timnas yang berhasil maju hingga babak semifinal Asian Cup U-23. Hal ini membuat antusiasme penonton bola meningkat secara drastis, baik pria maupun perempuan.

Namun sayangnya, di platform TikTok beberapa waktu lalu, terdapat tren yang mengatakan bahwa  perempuan yang baru menonton bola di momen Asian Cup U-23 kemarin dianggap sebagai “fans musiman”, hanya ikut-ikutan, atau hanya menyukai karena pemainnya tampan. 

Adanya Stereotip Gender terhadap Perempuan yang Menyukai Sepakbola

Ilustrasi Penggemar Perempuan/Foto: Freepik/disobeyart

Menurut Stacey Pope, seorang profesor di School of Applied Social Sciences Durham University dalam bukunya yang berjudul The Feminization of Sport Fandom: A Sociological Study, stereotip yang kerap dihadapi perempuan yang menyukai bola adalah dianggap kurang paham soal sepakbola, hanya tertarik pada pemain tampan, dan kurang berdedikasi daripada penggemar pria.

Selain itu, dilansir dari The Guardian, menurut seorang suporter perempuan dari Premier League, perempuan diekspektasikan untuk “duduk dan diam saja”, atau diberitahu untuk tidak boleh sendirian ketika menonton bola. Lebih parah lagi, suporter lain bahkan mengalami pelecehan seksual saat menonton permainan tim favoritnya.

Semua Orang Berhak Mengidolakan Sepakbola, Terlepas dari Gendernya

Ilustrasi Penggemar Sepakbola/Foto: Freepik/oneinchpunch

Padahal, dilansir dari Women in Football, hasil penelitian Stacey Pope terkait pengalaman pada perempuan yang menggemari sepakbola menemukan bahwa perempuan juga memiliki taraf kegemaran yang “serius” dan berdedikasi.

Baik mereka merupakan fans sejati atau sekadar menjadikan tontonan sepakbola sebagai hobi, perempuan berhak untuk menunjukkan ekspresi kesukaannya terhadap sepakbola tanpa harus “membuktikan” status mereka sebagai penggemar.

Media juga harus mulai menyoroti penggemar perempuan sebagaimana umumnya dan bukan dilihat sebagai objek yang diseksualisasi.

Bagaimana tanggapanmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.


(naq/naq)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *