Beauties, istilah micromanagement baru-baru ini populer di dalam dunia kerja. Mungkin kamu pernah mendengar atau menonton film bahkan memiliki pemimpin yang selalu mengontrol setiap detail pekerjaan kamu.
Menurut psikolog klinis, Aimee Daramus, orang yang punya kebiasaan untuk mengontrol berbagai hal secara terperinci hingga membuat orang lain merasa tidak dipercayai, tertekan dan tidak nyaman, itu merupakan ciri-ciri seorang micromanager yang menerapkan micromanagement.
Berikut berbagai tips yang dirangkum oleh lumpkinsjail dari situs Verywellmind dan berbagai penelitian psikologis yang dilakukan oleh Aimee Daramus untuk membantumu agar tidak menjadi seorang micromanager, baik dalam kehidupan pekerjaan, dan keseharianmu sebagai seorang sahabat atau pasangan.
1. Punya Pola Pikir kalau Setiap Orang Punya Kemampuan
Ilustrasi pemimpin/ Foto: Pexels.com/Rebrand Cities
|
Beauties, sebagai seorang pemimpin kamu tentunya perlu punya pola pikir bahwa setiap orang punya kemampuan di bidangnya. Kamu bukanlah satu-satunya orang yang punya skill dalam bidang tertentu. Ketika kamu memimpin sebuah perusahaan, rasanya mustahil untuk mengerjakan semua bidang sendiri.
Kamu perlu membagi tugas dan tanggung jawab berdasarkan kemampuan anggota tim kamu. Maka, perlu untuk mengenali latar belakangnya dengan detail dan percaya dengan kemampuannya yang sejak awal terbukti lewat portofolio karya, lewat diskusi tentang bidang pekerjaannya.
Memilih untuk mengerjakan setiap detail pekerjaan sendiri, tentu tak hanya membuatmu kewalahan sebagai seorang pemimpin, tapi juga membuat anggota tim menilai kamu tidak memberikan kepercayaan penuh kepadanya, karena setiap pekerjaannya terlalu dibimbing secara terperinci.
2. Bangun Kepercayaan pada Anggota Tim
Ilustrasi/ Foto: pexels.com/shvetsa
Sebagai seorang pemimpin tentu sangat penting untuk memberikan kepercayaan pada anggota tim kamu. Ketika di awal penerimaan kerja, kamu memberikan sejumlah tanggung jawab sesuai dengan bidang kemampuan anggota tim kamu. Maka berikan kebebasan untuk berkreasi, mengutarakan ide, bahkan mengkritik hal-hal yang perlu dikritik dan diperbaiki untuk kemajuan perusahaan yang kamu pimpin, Beauties.
Kalau kamu selalu mendikte, maka kreativitas dari anggota tim kamu pun akan terhambat. Berbagai cara untuk saling membangun kepercayaan dapat kamu lakukan dengan menyempatkan waktu untuk mengobrol bersama di jam istirahat, atau mengadakan acara outing, bermain bersama anggota tim kamu, sambil makan bersama dan melakukan berbagai aktivitas yang sifatnya hiburan, supaya satu sama lain lebih saling mengenal dan kepercayaan akan lebih mudah terbentuk layaknya hubungan dalam pertemanan.
3. Punya Pemikiran dan Ide-Ide yang Terbuka
Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Christina Morillo
Ketika seorang pemimpin punya pemikiran yang terbuka, maka ia pun mau belajar dari anggota timnya. Contoh lainnya, pemimpin yang baik tak akan mengadakan rapat terlalu sering jika itu hanya akan menghambat kinerja anggota tim.
Tentu saja rapat diperlukan misalnya untuk saling belajar dan memberikan ide, bertukar pendapat, terbuka dengan berbagai inovasi yang perlu disampaikan. Tapi, sebagai pemimpin kamu juga perlu mengelola hari dan waktu tertentu yang dikhususkan untuk rapat dan membahas ide-ide dan pengembangannya. Selebihnya, berikan kebebasan dan kesempatan untuk anggota tim merealisasikan ide kreatifnya itu.
Hindari untuk mengagendakan rapat terlalu sering bahkan dalam satu hari hingga beberapa kali rapat. Tentu hal ini akan menghambat anggota tim untuk menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas.
Lalu, ketika kamu menemukan berbagai ide yang jauh berbeda dari pemikiranmu di awal, kamu dapat mendengarkan dan menganalisis ide-ide itu. Siapa tahu hal-hal yang terlihat tidak biasa justru membawa perubahan positif untuk perusahaan.
4. Berikan Kesempatan untuk Salah
Ilustrasi/ Foto: Unsplash.com/Maria Fernanda Pissioli
Beauties, secerdas apa pun seseorang pasti pernah melakukan kesalahan. Selaku pemimpin, Beauties tidak perlu untuk mengontrol setiap detail untuk menghindari suatu kesalahan.
Dalam suatu perusahaan sangat wajar jika project tertentu mengalami hasil yang kurang menyenangkan. Ada kalanya suatu project tidak berkembang dengan begitu baik, tapi suatu kegagalan, kesalahan tidak dapat dihindari.
Sebagai pemimpin kamu dapat mendukung anggota tim untuk bebas berekspresi, bereksperimen dengan berbagai ide yang dimiliki dan mengelola beberapa hal untuk meminimalisir risiko. Kamu tetap boleh terlibat tapi sebagai teman berdiskusi atau bertukar pikiran, bukan untuk mengendalikan dan menutup peluang kreatif dalam setiap pekerjaan atau proyek yang sedang dikerjakan.
Oke Beauties, berikut berbagai tips untuk kamu, pemimpin perempuan supaya tidak terjebak pada mircomanagement dalam memimpin anggota tim kamu. Selamat mencoba, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org.
(dmh/dmh)