LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – Jakarta Fair kembali hadir memeriahkan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta yang ke-497 tahun. Ajang pameran terbesar, terlengkap dan terlama ini, berlangsung selama 33 hari mulai 12 Juni sampai 14 Juli 2024.
Direktur Marketing PT Jakarta International Expo Ralph Scheunemann mengatakan, Jakarta Fair yang merupakan agenda tahunan untuk menyambut HUT Kota Jakarta ini diselenggarakan ke-55 kalinya tahun ini.
“Jakarta Fair ini sudah lahir dari tahun 1968, dan karena sempat vakum dua tahun, tahun ini menjadi Jakarta Fair yang diselenggarakan ke-55 kalinya,” kata Ralph dalam konferensi pers di JI-Expo Kemayoran Jakarta, dikutip dari Antara.
Ralph merinci harga tiket masuk dijual mulai Rp 40 ribu pada hari Senin, namun tidak termasuk tiket masuk konser. Sementara pada Selasa-Jumat, harga tiket sebesar Rp 50 ribu dan akhir pekan Sabtu-Minggu dan hari libur bersama Rp 60 ribu.
Adapun tiket masuk gabungan (bundling) pameran dan konser dijual bervariasi mulai Rp 80 ribu hingga Rp 180 ribu.
Pameran Jakarta Fair Kemayoran tahun ini diikuti oleh 2.550 perusahaan peserta yang terdiri dari 1.550 gerai. Para peserta berasal dari berbagai skala usaha baik perusahaan multinasional, usaha besar, menengah, dan kecil, BUMN, serta anjungan pemerintah provinsi dan kabupaten dari berbagai penjuru tanah air.
“Komposisi persentase peserta yakni 60 persen dari sektor swasta dan 40 persen dari sektor UMKM. UMKM ini juga beragam ada yang binaan dari pemerintah, maupun UMKM swasta,” kata Ralph.
Berbagai produk UMKM serta koperasi dari berbagai provinsi di Indonesia akan menempati Hall-B3 dan C3, serta tersebar di berbagai titik di seluruh penjuru arena pameran.
Para peserta Jakarta Fair Kemayoran 2024 akan memamerkan produk dari berbagai sektor industri seperti otomotif, gadget dan komputer serta alat olah raga. Juga, fesyen dan garmen, perlengkapan rumah tangga, furnitur, barang-barang elektronik, kuliner, industri kreatif, kerajinan tangan, herbal dan obat-obatan, perbankan, produk jasa, kosmetik dan lain-lain.
Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Lapangan Monas era 1970-an. Wikipedia
Sejarah Jakarta Fair: dari Monas ke Kemayoran
Ide menggelar pameran, yang kemudian dikenal sebagai Djakarta Fair, berasal dari ketua Kadin Syamsuddin Mangan pada 1967 untuk mempromosikan produk dalam negeri. Gagasan tersebut mendapat dukungan Gubernur Jakarta waktu itu, Ali Sadikin, dengan membuat Perda dan menjadikannya event tahunan menyambut ulang tahun Jakarta. Bahkan dibentuk Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta sebagai penyelenggara tetap.
Pada 1968, Djakarta Fair pertama dibuka oleh Presiden Soeharto. Perhelatan ini berhasil menyedot 1,4 juta pengunjung. Pada tahun berikutnya, bahkan Presiden AS Richard Nixon yang sedang berkunjung ke Indonesia, sempat mampir. Djakarta Fair kedua ini digelar 71 hari, memecahkan rekor karena biasanya hanya 30-35 hari.
Penyelenggaraan Jakarta Fair yang berubah nama dari Pekan Raya Jakarta terus berkembang, dari yang tadinya sekadar pasar malam menjadi pusat ajang promosi produk dalam negeri dan sekarang bahkan jadi ajang internasional.
Pada 1992, PRJ dipindahkan ke Kemayoran. Lahan yang digunakan dari hanya 7 hektare di kawasan Monas menjadi 44 hektare di area bekas Bandara Kemayoran.
Penyelenggaranya pun berubah, dari Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta menjadi PT Jakarta International Tradefair Corporation (JITC).
Itulah sejarah berdirinya Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ). Tahun ini sudah ke PRJ, Sahabat Cantika?
Pilihan Editor: Liburan Sekolah Tiba, Intip Rekomendasi Taman Bermain dan Atraksi Wisata Ramah Anak
ANTARA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika