Beberapa bulan lalu, solois Chungha muncul di sebuah program variety show dan mengungkapkan bahwa dirinya baru-baru ini belajar mengenai sejarah Korea.
Chungha mengungkapkan tahun lalu di masa istirahatnya dari sorotan publik, ia memanfaatkan waktunya untuk belajar dan mendapatkan sertifikasi tingkat pertama dalam Tes Kecakapan Sejarah Korea.
Dalam variety show tersebut, Chungha juga menjelaskan alasan menarik dari keputusannya untuk belajar mengenai sejarah Korea. Simak detailnya di bawah ini, ya!
Chungha Mempelajari Sejarah Korea Karena Silsilah Keluarganya
Chungha/ Foto: koreaboo.com
Pada interview terakhirnya dengan majalah Allure, Chungha membicarakan tentang kegiatannya di tahun 2023 lalu. Kala itu, ia juga mengungkapkan sedang menyiapkan comeback di Maret 2024 setelah bergabung dengan label MORE VISION sambil menjadi pembawa acara di radio dan menikmati kehidupan sosialnya bersama teman-temannya.
Salah satu pencapaian terbesar Chungha di tahun 2023 adalah ia lulus ujian sertifikasi level 1 Ujian Kemahiran Sejarah Korea. Tes ini diselenggarakan dan dilaksanakan oleh Institut Nasional Sejarah Korea sebanyak empat kali setahun.
Adapun tujuan dari tes ini adalah menciptakan minat dan pemahaman tentang budaya dan sejaran Korea di kalangan generasi muda. Chungha mengaku bahwa ia tidak mendapatkan kesempatan untuk mempelajari sejarah dengan baik.
Ia juga merasa bahwa pengetahuannya kurang dan memilih untuk diam selama ada diskusi tentang sejarah Korea karena takut melakukan kesalahan. Jadi, ia memutuskan menggunakan waktu istirahatnya untuk belajar kembali.
Selain itu, ternyata ada alasan khusus lain di balik ketertarikan solois ini pada sejarah Korea. Chungha mengungkapkan dalam interview bahwa kakek dari pihak ibunya adalah pria yang memiliki prestasi nasional dalam Pemberontakan Gwangju. Silsilah terhormat ini juga membuatnya penasaran untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang masa-masa yang dialami kakeknya.
Pemberontakan Gwangju adalah salah satu peristiwa sejarah penting pasca kemerdekaan Korea Selatan. Pada tahun 1980, Chun Doo Hwan mengambil alih negara sebagai diktator militer dan menerapkan darurat militer dengan memenjarakan para pemimpin politik, menutup universitas, dan menindas pers. Hal ini menimbulkan aksi pro demokrasi di Kota Gwangju.
Aksi tersebut dibubarkan dengan kejam oleh pemerintah yang menyebabkan ribuan orang dibantai dan hingga hari ini keluarga korban masih menunggu keadilan.
Meskipun aksi yang dilakukan di Kota Gwangju disebut sebagai ‘kerusuhan’ oleh pemerintah otoriter pada masa itu, sebagian masyarakat Korea Selatan saat ini memandangnya sebagai gerakan bersejarah yang heroik.
Warganet pun terkesan dengan alasan Chungha yang berdedikasi untuk kembali mempelajari sejarah Korea dan memberikan penghormatan untuk kakeknya. Itulah alasan Chungha yang kembali belajar di sela-sela waktu istirahatnya.
—
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!
(sim/sim)