Berita

Meski Praktis, Ini Alasan Mengapa Sarapan Mi Instan di Pagi Tidak Disarankan

×

Meski Praktis, Ini Alasan Mengapa Sarapan Mi Instan di Pagi Tidak Disarankan

Share this article


Siapa yang punya kebiasaan sarapan mi instan di pagi hari? Bagi sebagian orang, mi instan dianggap sebagai menu sarapan yang praktis untuk diolah serta memberikan cita rasa yang gurih dan melezatkan.

Namun, apakah Beauties pernah berpikir, apakah mi instan sepenuhnya baik untuk kesehatan? Apalagi jika dikonsumsi setiap hari dan menjadi menu sarapan utama.

Nutrisi yang Ada dalam Mi Instan

Dalam 85 gram mi instan terdapat 18,8 gram lemak dan 460 kalori/foto: freepik.com/jcomp

Sebelum membahas lebih jauh perihal baik buruknya sarapan mi instan bagi tubuh, kita perlu mengetahui kandungan nutrisi yang ada di dalam mie tersebut.

Berdasarkan dari banyaknya sumber yang ada, rata-rata mi instan berukuran 85 gram beserta bumbu, kecap, dan pelengkapnya mengandung sekitar 460 kalori, 18,8 gram lemak, 9 gram protein, dan 66 gram karbohidrat.

Itu baru mi instan dengan ukuran 85 gram. Padahal ukuran mi instan untuk berbagai merek sangat variatif, mulai 70-90 gram.


Mi Instan Tinggi Natrium

Mi instan mengandung tinggi natrium/foto: freepik.com/freepik

Diketahui, satu bungkus mi instan mengandung sekitar 900-1.700 mg natrium. Sementara itu, natrium yang masuk ke dalam tubuh dalam sehari tidak hanya berasal dari makanan mie instan.

Perlu kita tau, dalam sehari batas asupan natrium orang dewasa yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) adalah 2.000 mg atau setara konsumsi garam 5 gram/hari (1 sendok teh).

Jika tubuh kelebihan asupan natrium, seseorang akan lebih mudah mengalami tekanan darah tinggi hingga berdampak pada kardiovaskular.

Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, selaku ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga (ISNA) mengatakan, sebaiknya mie instan tidak dikonsumsi untuk sarapan. Pasalnya mie instan mengandung tinggi natrium dan lemak jenuh yang tidak disarankan untuk dikonsumsi terlalu banyak, melansir detikHealth.

Menurut Rita, boleh saja mengonsumsi mi instan setiap hari, asalkan diikuti dengan gaya hidup yang sehat. Misalnya, rajin berolahraga, tetap rutin makan sayur, dan tidak lagi mengonsumsi MSG atau natrium dari makanan lain.

MSG yang Ada dalam Mi Instan Bisa Memicu Kerusakan Jaringan Otak?

Terdapat penelitian mengatakan, MSG mampu menyebabkan toksisitas otak/foto: freepik.com/jcomp

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mi instan memang mengandung MSG (monosodium glutamat) yang berguna sebagai penambah cita rasa pada makanan.

Dalam MSG terkandung natrium. Umumnya jumlah natrium dalam MSG adalah sepertiga dari jumlah garam meja. 

Mengutip Healthline, beberapa penelitian mengungkapkan, MSG dapat menyebabkan toksisitas otak. Hal itu ditandai dengan berlebihnya kadar glutamat pada otak yang bisa merangsang sel saraf secara berlebihan hingga berujung pada kematian sel. 

Penelitian bertajuk Deciphering the MSG Controversy juga mengatakan, MSG dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak. Satu penelitian menemukan MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak.

Meski begitu, terdapat penelitian lain yang mengatakan bahwa MSG hanya memberikan sedikit efek pada kesehatan otak lantaran dalam jumlah besar MSG tidak dapat melewati barier darah-otak.

Secara umum, jika mengonsumsi mi instan dalam jumlah yang normal masih dikategorikan aman untuk tubuh. Seperti yang disampaikan dokter Rita, jangan lupa untuk tetap mengimbanginya dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Lebih baiknya lagi, dalam memasak mi instan ditambahkan dengan aneka sayuran dan lauk seperti telur agar nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tetap seimbang.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.  


(ria/ria)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *