Konser musik di Tangerang berjudul Lentera Festival berujung ricuh pada Minggu (23/6). Hal itu disebabkan karena dua musisi yang dijanjikan tampil, Guyon Waton dan NDX A.K.A, batal naik panggung lantaran penyelenggara belum melunasi pembayaran.
Ditambah lagi, ketua penyelenggara kabur membawa uang jutaan rupiah. Para penonton pun membakar sound system karena kecewa dengan panitia yang tidak profesional dalam menangani festival itu.
Kejadian yang tak mengenakkan dalam sebuah festival musik seperti Lentera Festival sudah terjadi beberapa kali, bahkan di luar negeri. Tujuh tahun yang lalu, sempat viral festival musik bernama Fyre Festival yang eksekusinya gagal total.
Peristiwa naas itu menghebohkan banyak orang di dunia. Netflix sampai memproduksi sebuah film dokumenter untuk mengupas kejadian itu dengan judul Fyre: The Greatest Party That Never Happened di tahun 2019.
Bagaimana Fyre Festival bisa berakhir merugikan banyak orang? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Promosi yang Melibatkan Supermodel
Bella Hadid sebagai Bintang Iklan dalam Fyre Festival /Foto: Tangkapan Layar Fyre Festival
Festival Fyre dicetuskan dari sebuah perusahaan baru bernama Fyre Media yang dibentuk oleh Billy McFarland dan rapper Ja Rule. Perusahaan itu membuat sebuah aplikasi bernama Fyre yang sistemnya mirip dengan Tinder, pengguna dapat mengundang artis dengan cara swipe profile layaknya aplikasi kencan itu.
Rencana awalnya, Billy memutuskan untuk menyelenggarakan festival itu di sebuah pulau pribadi bernama Norman’s Cay, Bahama. Festival tersebut diadakan pada tanggal 28-30 April 2017 dan 5-7 Mei 2017.
Promosi besar-besaran telah ia lakukan melalui media sosial dengan menggandeng supermodel dunia. Beberapa di antaranya ada Bella Hadid, Kendall Jener, Hailey Bieber, dan Emily Ratajkowski yang ikut syuting langsung di Norman’s Cay.
Dengan promosi yang mewah dan berkat influencer yang digandengnya, 95 persen tiket terjual dalam 48 jam. Padahal harga tiket nggak bisa dibilang murah.
Harga tiket Fyre Festival bervariasi sesuai dengan paket yang dipilih. Menurut situs resminya yang dikutip oleh CNBC, salah satu paket tertera harga 49 ribu USD atau sekitar Rp802 juta dengan kurs saat ini, menawarkan beberapa hal: penerbangan bolak-balik dari Miami ke area festival dan sebaliknya, bermalam di Pulau VIP bersama artis, akses depan dan belakang panggung, dan makan malam dengan artis yang dihidangkan oleh koki terkenal.
DailyMail juga melaporkan bahwa pengunjung dapat menikmati kapal pesiar dengan menambah biaya sebesar 100 ribu USD yang setara dengan kurang lebih Rp1,6 miliar. Sedangkan, tiket masuk harian dipatok dengan harga mulai dari 450 USD atau Rp7,4 juta.
Daftar artis yang ditawarkan akan manggung pun sangat menggoda calon pengunjung. Bagaimana tidak, mereka janji mendatangkan Blink-182, Migos, Lil Yachty, Major Lazer, dan masih banyak lagi.
Masalah Datang
Ja Rule & Billy McFarland /Foto: Netflix
Melalui film dokumenter itu, beberapa mantan karyawan telah memiliki firasat buruk mengenai festival ini. Kepada Netflix, Keith yang merupakan mantan ketua bagian logistik menyampaikan bahwa ide Billy kurang masuk akal, target pengunjung yang terlalu banyak dan kurangnya infrastruktur sanitasi yang memadai.
Untuk membuktikan itu, Keith rela bermalam di Norman’s Cay bersama istrinya dan mereka merasa tidak aman saat di malam hari. Ketika ia mengusulkan ide kepada atasannya itu, ia dikeluarkan dari tim.
Masalah yang datang timbul lagi dari tim internal. Pemilik dari Norman’s Cay memberi syarat kepada tim agar tidak menyebut nama Pablo Escobar untuk menumbuhkan kesan baru yang positif tentang pulau itu. Sebagai informasi, Pablo Escobar adalah mantan pemilik Norman’s Cay dan bandar narkoba terkenal di dunia yang menyelundupkan barang haram ke pulau tersebut.
Tim promosi melanggar syarat tersebut. Mereka langsung didepak dari pulau dan harus menemukan pulau baru lagi di saat festival akan digelar dua bulan kemudian.
Billy memutar otak dan menemukan sebuah pulau bernama Great Exuma yang berpenduduk. Pemerintah lokal menyewakan sebuah lahan kosong dan tim festival harus memulai pekerjaan dari nol.
Di saat karyawannya mengusulkan untuk mengundur jadwal festival, Billy menolaknya. Ia tetap ingin untuk mengadakan festival sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Promosi pun tetap gencar dilakukan tanpa adanya informasi yang lengkap mengenai lokasi baru Festival Fyre.
Untuk itu, ia memperkerjakan banyak warga lokal di pulau tersebut untuk membangun venue hingga tenda yang ia janjikan. Bukan tenda mewah, ia memakai tenda pengungsi yang tersisa dari bencana badai Matthew.
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sehari sebelum pengunjung datang, pulau itu diguyur hujan yang deras. Semua tenda dan kasur di dalamnya basah kuyup, tak layak untuk dijadikan sebagai tempat istirahat mewah seperti yang dijanjikan.
Festival Musik yang Gagal Total
Makanan dan Situasi Tak Terkontrol di Area Venue /Foto: Tangkapan Layar Netflix
Ribuan pengunjung yang telah datang ke Great Exuma terkejut dan kecewa berat dengan keadaan yang mereka lihat. Tempat istirahat dan makanan yang nggak sesuai ekspektasi serta detail pemindahan venue yang dirahasiakan.
Beberapa artis yang akan manggung pun mundur dari acara karena nggak yakin dengan sistem Fyre Festival. Tidak ada koki terkenal, supermodel, dan kapal pesiar mewah layaknya yang mereka promosikan di Instagram.
Setelah terjebak di pulau itu dengan kondisi yang menyeramkan, pemegang tiket mulai diterbangkan kembali ke Miami. Billy McFarland dituntut oleh pembeli tiket serta investor dan dinyatakan sebagai tersangka kasus penipuan buntut dari Festival Fyre yang gagal total.
Mengutip New York Post, Billy telah mendekam selama 4 tahun di penjara dari tuntutan selama 6 tahun. Di tahun 2022 lalu, ia telah bebas tetapi masih harus membayar ganti rugi sebesar 26 juta USD. Ia juga masih punya beban untuk membayar warga lokal Pulau Exuma sebesar 250 ribu USD, seperti yang dikatakan salah satu narasumber di dalam film dokumenter Fyre.
Alih-alih menyesal, ia mengumumkan akan kembali menggelar Fyre Festival 2 melalui akun Instagramnya. Masih dikutip dari New York Post, ia menilai bahwa festival musik kedua ini mampu melunasi semua hutangnya dan eksekusinya tidak akan gagal seperti tujuh tahun silam.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)