Sering kali kita menyisakan makanan ketika memasak dalam jumlah banyak. Agar tidak mubazir sekaligus mengurangi pemborosan maka kebanyakan orang akan menyiasati makanan sisa dengan cara dipanaskan kembali agar bisa dinikmati kemudian dengan keadaan yang lebih optimal.
Dalam hal ini, ada beragam cara dan peralatan yang bisa digunakan untuk memanaskan makanan sisa. Mulai dari dengan cara ditumis ulang, digoreng, dikukus, atau bahkan dipanaskan kembali dengan cara yang lebih praktis dan canggih, yakni menggunakan microwave.
Makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali/Foto: Freepik/@valeria_aksakova
|
Namun, apa pun itu caranya, perlu diketahui bahwa tidak semua makanan bisa dipanaskan kembali. Mengapa demikian? Hal ini karena beberapa di antaranya bisa menjadi beracun atau membahayakan kesehatan.
Lebih lanjut, melansir dari My Recipes, faktanya, memanaskan makanan kembali dapat mengubah struktur kimia yang ada pada makanan tersebut dan untuk beberapa bahan makanan tertentu, perubahan yang dipicu oleh perubahan suhu ini dapat membuat makanan menjadi tidak layak dikonsumsi manusia karena bisa mengganggu sistem pencernaan.
Makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali/Foto: Freepik/@valeria_aksakova
|
Oleh karena itu, hindari memanaskan kembali beberapa makanan tertentu yang tidak boleh dipanaskan agar tidak membahayakan kesehatanmu. Lantas, makanan apa sajakah yang harus dihindari untuk dipanaskan kembali?
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 7 makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali karena bisa berbahaya untuk kesehatan. Check it out!
Nasi
Nasi/Foto: Freepik/@jcomp
Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia. Sehingga sehari-hari, kebanyakan dari kita selalu mengonsumsi nasi sebelum memulai hari. Namun, mengonsumsi nasi jika tidak panas maka tidak nikmat. Oleh karena itu, sering kali kita memanaskan kembali nasi ketika ingin mengonsumsinya.
Akan tetapi, sayangnya, memanaskan nasi tidak disarankan karena bisa membahayakan kesehatan. Mengapa? Melansir dari Real Simple, diketahui nasi mengandung spora Bacillus cereus, bakteri yang tahan terhadap panas dan dapat menyebabkan keracunan makanan.
Nasi/Foto: Freepik/@jcomp
|
Sehingga ketika nasi menjadi dingin dan kemudian dipanaskan kembali maka bakteri ini bisa bertahan dan berkembang biak, menghasilkan racun yang menyebabkan mual, muntah, hingga diare. Oleh karena itu, sebaiknya nasi segera dikonsumsi setelah dimasak dan habiskan hanya dalam waktu satu hari.
Selain itu, hindari memasak nasi dalam jumlah banyak agar tidak berakhir dengan dipanaskan ulang. Pastikan juga kamu menakar terlebih dahulu antara porsi nasi yang akan dimasak dengan jumlah orang yang akan mengonsumsinya.
Bayam
Bayam/Foto: Pixabay/MabelAmber
Bayam mengandung nitrat yang bisa berubah menjadi nitrit dan nitrosamin saat dipanaskan kembali. Menurut penelitian yang didukung oleh Dewan Informasi Pangan Eropa, sebagaimana yang dilansir dari Business Insider, beberapa nitrosamin bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker dan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk membawa oksigen.
Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi sayuran ini segera setelah dimasak dan hindari memanaskannya kembali agar tidak membahayakan kesehatanmu.
Kentang
Kentang/Foto: Pixabay/JamesHills
Kentang sering kali dijadikan sebagai menu pengganti nasi bagi hampir kebanyakan orang yang sedang menjalani diet. Hal ini karena kentang memiliki lebih banyak nutrisi penting, seperti vitamin B6, C, kalium, protein, omega-3, omega-6, hingga zat besi.
Namun, dalam hal ini jika kamu memanaskan kembali kentang untuk dinikmati kemudian maka yang terjadi adalah bisa menyebabkan keracunan makanan. Mengapa? Hal ini karena panas yang dihasilkan dari memanaskan ulang kentang akan menyebabkan bakteri C. botulinum berkembang biak.
Bakteri inilah yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Oleh karena itu, hindari memanaskan ulang kentang dan sebaiknya segeralah konsumsi kentang setelah dimasak. Apabila kamu ingin mengonsumsinya di waktu kemudian, sebaiknya masak kentang dari awal alih-alih memanaskannya kembali.
Jamur
Jamur/Foto: Freepik/@freepik
Jamur mengandung protein yang dapat rusak oleh enzim dan bakteri jika tidak disimpan dengan baik, misalnya dibiarkan terlalu lama di suhu ruangan. Selain itu, jika kamu berinisiatif untuk memanaskan jamur kembali maka hasilnya bisa menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung dan sakit perut.
Jadi, jika kamu menyukai jamur, sebaiknya konsumsi jamur segera setelah dimasak dan hindari menyimpan sisa jamur untuk dipanaskan kembali. Namun, jika kamu dalam keadaan benar-benar harus memanaskan kembali jamur, Dewan Informasi Pangan Eropa merekomendasikan untuk memanaskannya setidaknya hingga 158 derajat Fahrenheit.
Daging Ayam
Daging ayam/Foto: Pexels/Karolina Kaboompics
Memanaskan daging ayam yang telah dimasak dapat berdampak pada gangguan sistem pencernaan. Hal ini karena struktur protein pada daging ayam akan berubah saat dipanaskan kembali, yang dapat membuat daging ayam lebih sulit dicerna dan berisiko menyebabkan gangguan pencernaan.
Kendati demikian, menurut Lydia Buchtmann, juru bicara Dewan Informasi Keamanan Pangan, sebagaimana yang dilansir dari Business Insider, memanaskan daging ayam tidak sepenuhnya menimbulkan racun yang berbahaya bagi tubuh asalkan saat dipanaskan suhunya mencapai 175 derajat Fahrenheit untuk memastikan bakteri berbahaya terbunuh.
Selain itu, jika kamu berencana untuk memanaskan daging ayam kembali maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyimpannya di bawah suhu 42 derajat Fahrenheit sebelum dipanaskan. Dan, jangan konsumsi daging ayam yang usianya sudah lebih dari tiga hari setelah dimasak.
Telur
Telur/Foto: Pexels/Megha Mangal
Telur adalah makanan yang sangat populer dan bergizi, terutama karena kandungan proteinnya yang tinggi. Namun, beberapa orang tidak sadar bahwa memanaskan kembali telur yang sudah dimasak, seperti telur rebus, omelet, atau scrambled egg dapat berbahaya.
Hal ini karena bakteri seperti salmonella dapat berkembang biak dengan cepat ketika telur dipanaskan kembali dan menyebabkan keracunan makanan yang serius. Selain itu, memanaskan kembali telur dapat mengubah struktur proteinnya yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
ASI
Ilustrasi ASI/Foto: Freepik/@rawpixel.com
Sering kali para ibu yang sedang menyusui bayinya akan menyimpan ASI hasil pompanya di dalam freezer agar lebih tahan lama. Namun, jika disimpan di dalam freezer, ASI akan menjadi beku sehingga harus dicairkan.
Dalam hal ini, biasanya para ibu yang menyusui akan mencairkan ASI dengan memanaskan kembali ASI di dalam microwave. Meskipun terlihat sederhana, tetapi hal ini tidak direkomendasikan. Sebab, ASI adalah makanan yang tidak boleh dipanaskan ulang.
Menurut ahli gizi ahli diet terdaftar, Susie Garcia, sebagaimana yang dilansir dari Business Insider, gelombang mikro yang dihasilkan oleh microwave dapat memberikan panas yang tidak merata sehingga menimbulkan bercak panas yang dapat membakar mulut dan tenggorokan sensitif bayi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)