Serangan Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober 2023 hingga kini telah menewaskan 38 ribu orang, mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. Tak hanya melakukan genosida, Israel juga dilaporkan memblokir dan menghancurkan bantuan kemanusiaan di Gaza, seperti alat medis, obat-obatan, hingga makanan.
Akibat blokade yang dilakukan Israel, banyak warga Palestina yang meninggal karena kekurangan obat-obatan dan penyakit menyebar dengan cepat. Dilansir dari Al Jazeera Plus, Pengadilan Kriminal Internasional telah menuntut adanya peningkatan aliran bantuan di Gaza. Namun, truk bantuan tersebut belum kunjung mendapat izin untuk memasuki Gaza.
Blokade truk bantuan bukanlah hal baru, Israel telah membatasi akses terhadap barang-barang kebutuhan pokok di Gaza sejak lama. Tidak hanya kebutuhan dasar seperti obat-obatan dan makanan, Israel juga melarang mainan anak hingga buku catatan untuk masuk ke Gaza.
Daftar Barang yang Dilarang Israel Masuk ke Gaza
Warga Palestina di tengah serangan Israel/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency
Israel telah lama mempertahankan blokade terhadap Gaza, dan terkadang hanya mengizinkan produk-produk yang dianggap “penting bagi kelangsungan hidup penduduk sipil” untuk masuk.
Gisha, sebuah kelompok hak asasi manusia Israel yang berdedikasi pada pergerakan bebas warga Palestina, mengumpulkan daftar barang-barang yang dilarang masuk di Gaza oleh Israel. Kelompok ini mendapatkan daftar tersebut dari percakapan dengan pengusaha Palestina dan organisasi internasional yang mengimpor barang ke wilayah tersebut.
Dilansir dari The Guardian, barang-barang yang dilarang masuk ke Gaza antara tahun 2007 dan 2010 berdasarkan temuan Gisha adalah:
- Kain untuk pakaian
- Kertas berukuran A4
- Pasta
- Biskuit dan makanan manis
- Alat musik
- Kapulaga, ketumbar, jinten, jahe, pala dan sage
- Selai
- Koran
- Anak ayam
- Buku catatan
- Tali untuk memancing
- Mesin jahit
- Semen
- Suku cadang untuk traktor
- Mainan
- Keledai
- Alat tulis
Sementara itu, menurut temuan Gisha, barang-barang yang diizinkan masuk ke Gaza seperti makanan kaleng (kecuali buah), tisu bayi, karton untuk mengangkut anak ayam, sisir, air mineral, pengki, dan tisu toilet.
Alasan Israel: Bisa Jadi Ancaman hingga Termasuk Barang Mewah
Warga Gaza/Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images
Cokelat menjadi salah satu makanan yang dilarang Israel masuk ke Gaza. Alasannya, Israel menganggap cokelat bisa menjadi senjata.
Dilansir dari Middle East Monitor, cokelat batangan, menurut klaim Israel, dimaksudkan sebagai mata uang alternatif untuk mendanai Hamas, yang memerintah Jalur Gaza.
Menurut harian Israel, para pejabat telah memperhatikan adanya impor produk makanan yang mencurigakan ke Gaza, dan mengklaim bahwa Hamas sedang berusaha mendapatkan pendanaan dengan mengoperasikan jaringan impor makanan yang luas, termasuk cokelat batangan.
Ketumbar, mainan, hingga buku catatan dilarang masuk di Gaza dengan alasan barang tersebut diklasifikasikan sebagai ‘barang mewah’ yang memerlukan izin khusus untuk dibawa masuk.
Sejarah Blokade Israel di Jalur Gaza
Potret Warga Gaza Antre Air di Tengah Blokade Israel/Foto: REUTERS/IBRAHEEM ABU MUSTAFA
Israel telah membatasi pergerakan barang dan orang antara Gaza dan Tepi Barat setidaknya sejak awal tahun 1990-an. Pada 2006, setelah Hamas memenangkan 74 dari 132 kursi dalam pemilihan legislatif Palestina, Israel meningkatkan blokadenya, yang diberlakukan tahun sebelumnya, dengan harapan akan mempersulit kehidupan warga Palestina di Gaza sehingga mereka akan berbalik melawan Hamas karena putus asa, sebagaimana dilansir dari The Guardian.
Dov Weisglass, penasihat Ehud Olmert, perdana menteri Israel pada saat itu, menggambarkan strategi tersebut sebagai berikut, “Idenya adalah untuk membuat orang-orang Palestina melakukan diet,” kata Weisglass, “tetapi tidak membuat mereka mati kelaparan.”
Namun, strategi itu tidak berhasil. Pada musim panas 2007, Hamas mengambil kendali atas Jalur Gaza dan Israel menanggapinya dengan menjadikan blokade permanen, sehingga sangat membatasi akses Gaza ke dunia luar.
Blokade tersebut diresmikan sedemikian rupa sehingga militer Israel melakukan penelitian internal untuk menentukan jumlah minimum kalori yang dibutuhkan warga Palestina untuk menghindari malnutrisi.
Blokade ini memicu amarah dari dunia internasional. Pada Mei 2010, kapal dari Gaza Freedom Flotilla berlayar untuk mendobrak blokade tersebut. Misi-misi kecil sebelumnya telah berhasil memberikan bantuan ke Gaza. Kala itu, 10 ribu ton bantuan dikirimkan ke kapal. Pasukan komando Israel menyerang Mavi Marmara, kapal terbesar kelompok tersebut, di perairan internasional, menewaskan sembilan orang.
Pada Juni 2010, diduga karena kemarahan atas serangan terhadap Mavi Marmara, Israel mulai mengurangi blokadenya, dan akhirnya mengizinkan beberapa barang konsumsi kembali ke Gaza.
“Gisha senang mengetahui bahwa ketumbar tidak lagi menjadi ancaman bagi keamanan Israel,” tulis organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
PM Israel: Jika Ingin Tujuan Perang Tercapa, Kami Hanya Beri Sedikit Bantuan
Benjamin Netanyahu/Foto: GIL COHEN-MAGEN/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights
Israel membuat daftar barang-barang “penggunaan ganda”, yang dilarang karena dapat digunakan kembali untuk tujuan militer, pada tahun 2008 tetapi baru mengumumkan daftar tersebut pada tahun 2010.
Laporan Oxfam, gerakan masyarakat global yang bekerja sama untuk mengakhiri ketidakadilan kemiskinan, tahun 2022 menemukan bahwa pembatasan Israel terhadap barang-barang “penggunaan ganda”, misalnya, pompa air dan limbah, jauh melebihi standar internasional.
“Proses pencatatan materi sebagai ‘penggunaan ganda’ terkesan sewenang-wenang dan tidak transparan,” ungkap Oxfam.
Pada 2018, lebih dari 1.000 bahan pokok kembali dilarang memasuki Gaza, termasuk gaun pengantin, spons pembersih, botol bayi, dan popok, serta pengiriman bahan bakar dan gas setelah Israel menutup sebagian perbatasan komersial Gaza sebagai pembalasan atas beberapa warga Gaza yang melakukan pembakaran di Israel menggunakan layang-layang dan balon yang menyala.
Sejak 7 Oktober 2023, blokade nyaris total diterapkan oleh Israel. Pembatasan terhadap makanan dan persediaan pokok kini mengancam kelangsungan hidup penduduk sipil di Gaza.
Pada Maret 2024, CNN melaporkan barang-barang yang paling sering ditolak oleh Israel kepada warga Gaza, biasanya dengan dalih bahwa barang-barang tersebut “penggunaan ganda”. CNN mencantumkan beberapa barang yang paling umum dilarang, yaitu ventilator, tabung oksigen, anestesi, sistem penyaringan air, mesin sinar-X, dan kruk.
Kurma menjadi salah satu makanan yang juga dilarang masuk. Meski Israel membantah, namun sebuah sumber yang didapat CNN mengatakan bahwa Israel menganggap kurma terlihat mencurigakan dalam gambar pemeriksaan sinar-X.
Tak hanya itu, kantong tidur tidak diperbolehkan “karena warnanya hijau”, kata seorang pejabat kemanusiaan kepada CNN. Menurut Israel, hijau berarti militer dan menurut daftar 2008, militer mempunyai kegunaan ganda.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, yang merupakan kejahatan perang.
“Kami memberikan sedikit bantuan kemanusiaan,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada konferensi pers pada bulan Januari, dilansir dari CNN. “Jika kami ingin mencapai tujuan perang kami, kami hanya memberikan sedikit bantuan.”
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)