Heboh di media sosial salah satu merek produk roti disebut mengandung zat berbahaya. Produk roti ini disebut mengandung Sodium Dehydroacetate (SDN atau SDR) yang biasa digunakan dalam kosmetik dan perawatan pribadi. Adanya zat ini membuat produk roti diduga bisa awet hingga berbulan-bulan.
Netizen di media sosial lalu ramai membagikan pengalamannya saat mengonsumsi dua produk roti ini. Ada netizen mengaku mengalami keluhan gatal di tenggorokan usai mengonsumsi merek roti tersebut.
Namun, fokus netizen terpusat pada ketahanan roti ini yang bisa awet hingga berbulan-bulan lamanya, bahkan hingga satu tahun. Netizen mempertanyakan, apakah wajar roti bisa awet hingga berbulan-bulan?
“Aku basic farmasi, suami basic teknologi pangan. Dari semenjak keluar aja udah ngerasa aneh “ni roti ga basi2 pake pengawet apa, seberapa banyak?”” tulis seorang netizen di X (sebelumnya Twitter).
“Kaget banget lagi malming di gunung, ni roti tahan sampe 6 bulan. Padahal roti biasanya aja paling lama itu cuma 10 hari loh,” tulis netizen lainnya.
[Gambas:Twitter]
lumpkinsjail mewawancara salah satu Lumpkinsjail.org (komunitas pembaca lumpkinsjail) yang pernah mencoba mengonsumsi roti ini. Eka Ayu mengaku mencoba roti ini karena tersedia di warung dekat rumahnya. Selain itu, harganya terbilang sangat terjangkau, yaitu hanya Rp2 ribu.
“Aku pernah coba yang cokelat, keju, sama vanilla, yang bisa keterima di lidah aku cuma coklat karena dua yang lain itu tekstur sama rasa selainya agak aneh,” ujar Eka Ayu kepada lumpkinsjail, Senin (22/7).
Sama seperti netizen lainnya, Eka Ayu juga sempat mempertanyakan mengapa roti ini bisa tahan berbulan-bulan.
“Jujur awalnya juga agak mempertanyakan kenapa roti bisa tahan berbulan-bulan saat di beberapa toko atau warung disimpannya nggak secara proper, karena harusnya akan cepet rusak kalo kena panas gitu tapi roti ini aman-aman aja,” ungkapnya.
Pihak Manajemen Buka Suara
Ilustrasi roti/Foto: Freepik/devmaryna
Pihak produsen produk roti itu membantah bahwa roti yang mereka produksi mengandung zat berbahaya. Manajemen memastikan kabar tersebut merupakan kabar bohong alias hoax.
Manajemen mengungkapkan bahwa produk roti mereka telah dilakukan pengujian oleh Badan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dan telah mendapatkan ijin edar untuk seluruh variannya sebagaimana tercantum dalam kemasan produk.
“Seluruh produk roti tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsa roti bukan 6 bulan,” jelas manajemen, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/7), dilansir dari detikFinance.
Berita gaduh ini, menurut manajemen, membuat kerugian ekonomis bagi perusahaan dan distributor sebagai mitra kerjanya. Menurutnya, berita menyesatkan ini sengaja ditiupkan oleh beberapa pihak karena ada upaya menjatuhkan produk roti mereka dengan cara persaingan yang tidak sehat. Untuk itu, manajemen telah melakukan investigasi secara intensif terhadap penyebaran informasi menyesatkan ini yang diduga dilakukan oleh beberapa pihak tertentu.
“Kami merupakan produsen makanan yang sangat memperhatikan kualitas bahan baku termasuk aspek kesehatan bagi konsumen. Roti kami diproduksi dari bahan berkualitas, diperoses secara higienis dan aman bagi kesehatan,” pungkasnya.
Berapa Lama Roti Bisa Bertahan?
Ilustrasi roti/Foto: unsplash.com/Laura Ockel
Dilansir dari Healthline, roti sandwich, loaf, atau roti yang tersedia di toko sering kali mengandung bahan pengawet untuk mencegah jamur dan meningkatkan umur simpan. Tanpa bahan pengawet, roti tahan 3–4 hari di suhu ruangan.
Roti bebas gluten lebih rentan terhadap jamur karena kadar airnya lebih tinggi dan penggunaan bahan pengawet yang terbatas. Inilah sebabnya mengapa biasanya dijual dalam keadaan beku, bukan dalam suhu ruangan.
Sebaliknya, produk roti kering biasanya bisa tahan lebih lama karena jamur memerlukan kelembapan untuk tumbuh.
Sebagian besar roti buatan sendiri tidak mengandung bahan pengawet dan mungkin menggunakan bahan-bahan yang mudah rusak seperti telur dan susu. Beberapa toko roti juga menghindari bahan pengawet. Roti yang dibuat sendiri dan ditaruh di suhu ruangan bisa bertahan hingga 3-4 hari atau hingga 7 hari jika dibeli di toko.
Sementara itu, toti beku bisa bertahan hingga 6 bulan. Meskipun pembekuan mungkin tidak membunuh semua senyawa berbahaya, hal ini akan menghentikan pertumbuhan senyawa tersebut.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)