Berita

Banyak Kasus Hoarding Disorder Viral Diunggah di TikTok, Ini Penjelasan Psikiater dan Ahli…

×

Banyak Kasus Hoarding Disorder Viral Diunggah di TikTok, Ini Penjelasan Psikiater dan Ahli…

Share this article


Ada banyak hal yang bisa kita temukan di platform TikTok. Salah satu yang sering viral adalah sederet kasus hoarding disorder

Dalam beberapa konten viral, ada rumah, apartemen, hingga kamar kosan sepetak yang berantakan dipenuhi barang-barang dan sampah. Dari yang seharusnya menjadi tempat nyaman untuk pulang dan beristirahat, tempat tinggal tersebut lebih mirip dengan tumpukan sampah yang tak hanya membuat kotor tapi juga bau.

Bukan sekadar malas, ternyata potret tersebut menjadi pertanda bahwa penghuni tempat tersebut mengalami gangguan kesehatan mental. Fenomena ini disebut juga hoarding disorder

Mengenal Hoarding Disorder, Menurut Psikiater dr. Zulvia

Ilustrasi hoarding disorder/Foto: Getty Images/iStockphoto/Marcus Lindstrom

Melihat fenomena viral yang sering dibagikan di TikTok, seorang psikiater dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.Kj dalam unggahan TikToknya menjelaskan apa itu Hoarding Disorder.

Hoarding adalah kesulitan untuk membuang benda-benda yang sudah tidak bermakna, yang sudah tidak ada artinya lagi. Orang yang melakukannya disebut Hoarder,” ujar dr. Zulvia.

“Dan ada yang sudah sampai gangguan. Gangguan itu penyakit ya, artinya sudah sakit, yang kita sebut hoarding disorder,” lanjutnya. 

Menurut Psikiater yang berpraktik di RSUD Tarakan Jakarta dan RS Pondok Indah Jakarta ini menyampaikan adanya perbedaan antara perilaku hoarding disorder dengan seorang kolektor barang. Yakni, kalau kolektor barang akan mengoleksi barang yang memiliki nilai dan akan disusun atau disimpannya dengan rapi. 

“Berbeda dengan hoarder, orang yang melakukan hoarding itu nggak disusun dengan rapi. Dibiarkan berantakan, sampah, dan udah nggak berguna,” ungkapnya. 

@dr.zulvia.syarif.spkj #stitch with @GURU MASA KINI Kalau ada yg seperti ini di keluarga/sekitarmu, baiknya diajak ke psikolog/psikiater yaa! (Plis deh yg salfok sweater, sy spill di link Profile, link no 22 😌) #hoardingdisorder #kesehatanmental #psikiater ♬ original sound – dr. Vivi Syarif – Psikiater


Hoarding disorder termasuk salah satu gangguan mental. Dimana orang tersebut kesulitan untuk bisa membuang barang-barangnya. 

“Ada rasa cemas, gelisah kalau harus ngebuang benda tersebut. Jadi akhirnya ditahan aja, jangan buang, disimpan aja. Dan benda-benda yang tidak dibuang tersebut sampai menginvasi, sampai menempati area-area personalnya. Kayak di kamar, tempat tidur. Bahkan, ya udah tidur aja gitu di tengah tumpukan sampah,” kata dr. Zulvia.

“Akhirnya orang tersebut menciptakan safe environment, dia akan menciptakan kamar ini adalah tempat amannya. Orang nggak boleh ada yang menginvasi area itu, karena itu udah area aman dimana benda-benda yang nggak sanggup dia buang itu ya dibiarkan di situ dan tinggal bersama benda-bendanya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dr. Zulvia menjelaskan bahwa tidak semua orang yang memiliki ruangan berantakan bisa dikatakan hoarding disorder. Gangguan mental tersebut baru bisa terdiagnosis saat diagnosis lainnya sudah tersingkirkan. 

“Orang dengan hoarding disorder ini baru bisa terdiagnosis kalau diagnosis yang lainnya sudah tersingkirkan. Misalnya, ada orang yang mengalami skizofrenia, yakni gangguan mental berat dimana ada delusi dan halusinasi. Dia itu ada halusinasi untuk dia nggak boleh buang barang. Jadi kita lihat dulu nih, nggak semua orang yang misal ruangan yang udah penuh sampah dan santai-santai aja di kamar tersebut, bukan berarti sudah pasti hoarding disorder,” paparnya.

“Bisa juga terjadi pada orang yang terdiagnosis depresi. Karena saking nggak ada energi, akhirnya ya berantakan aja. Jadi orang dengan depresi bisa juga ya kamarnya chaos dan banyak sampah,” lanjut dr. Zulvia.

Terakhir, dr. Zulvia dalam VTnya mengingatkan, bahwa seorang hoarder harus mendapatkan penanganan terbaik dari profesional.

“Oleh karena itu untuk diagnosis perlu ditegakkan oleh psikiater, oleh profesional ya, oleh psikolog. Karena bisa jadi tampilannya orang awam melihat ‘ih hoarding nih, nggak buang-buang sampah pasti dia hoarding disorder’ belum tentu. Perilakunya hoarding, tapi diagnosisnya belum tentu hoarding disorder,” pungkasnya. 

Tim lumpkinsjail telah diperkenankan untuk melansir video TikTok yang diunggah oleh dr. Zulvia. 


Penyebab Seseorang Alami Hoarding Disorder
ilustrasi hoarding disorder

Ilustrasi hoarding disorder/Foto: Getty Images/urbazon

Melansir Cleveland Clinic, para peneliti belum mengetahui secara pasti penyebab hoarding disorder. Namun, gangguan ini mungkin muncul dengan sendirinya atau mungkin merupakan bagian dari kondisi lain, seperti yang telah disampaikan oleh dr. Zulvia dalam VTnya, seperti: 

  • Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD)
  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
  • Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD)
  • Depresi

Selain itu, para peneliti pun telah mengidentifikasi faktor risiko lain yang terkait dengan gangguan mental ini, yakni: 

  • Memiliki kerabat yang menderita gangguan hoarding
  • Kerusakan otak
  • Peristiwa kehidupan yang traumatis
  • Kebiasaan membeli impulsif
  • Ketidakmampuan untuk melewatkan barang gratis, seperti kupon dan pamflet
  • Gangguan penggunaan narkoba atau alkohol
  • Sindrom prader-willi

Sekitar 2% hingga 6% orang di Amerika Serikat ternyata menderita gangguan ini lho, Beauties! Mengutip American Psychiatric Association, sebagian besar penelitian melaporkan timbulnya penyakit ini antara usia 15-19 tahun. 

Beauties, itu dia sederet hal yang perlu kamu tahu tentang Hoarding Disorder. Kalau teman dekat atau keluargamu ada yang mengalaminya, jangan ragu untuk segera menolongnya dengan penanganan yang tepat ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *