Berita

Pusat Data Nasional Dikabarkan Cuma Pakai Windows Defender, Apa Itu?

×

Pusat Data Nasional Dikabarkan Cuma Pakai Windows Defender, Apa Itu?

Share this article


Indonesia diramaikan dengan serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional Siber 2 (PDNS) Surabaya oleh hacker selama beberapa hari terakhir. Serangan ransomware terhadap data nasional sejak 20 Juni tersebut mengganggu sistem serta pelayanan publik berbagai instansi, termasuk imigrasi.

Analisis kejadian menemukan penggunaan antivirus bawaan dari Windows, yaitu Windows Defender, di PDNS 2. Mengutip DetikInet, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan Windows Defender mengalami crash saat serangan ransomware Brain Cipher terjadi.

Banyak orang yang menyayangkan hal pemakaian Windows Defender oleh PDNS 2. Mengapa?

Mengenal Windows Defender

Windows Defender/ Foto: microsoft.com

Windows Defender merupakan sistem keamanan yang sudah tersedia secara bawaan untuk perangkat menggunakan Windows 11 atau 10. Microsoft menjelaskan dalam laman resminya bahwa Windows Defender akan melindungi pengguna dari virus, malware, ransomware, dan juga mencegah phishing. 

Dengan begitu, data pribadi pengguna bisa aman tersimpan dalam perangkat dan meminimalisir kerusakan file. Sistem pertahanan Windows Defender juga bagian dari langganan Microsoft 365 Family atau Personal tanpa adanya biaya tambahan. Fitur yang tersedia dalam Windows Defender 

 

Cara Kerja Windows Defender

Windows Defender mampu memeriksa file atau aplikasi yang diunduh dan di-install dalam PC. File yang sudah ada dalam sistem juga dapat dipindai melalui Windows Defender untuk menemukan malware apa pun, aktivitas atau file mencurigakan, yang sudah ada dalam sistem dan berpotensi mengancam data pengguna secara real time.

Setelah dipindai dan dianalisis, potensi ancaman yang terdeteksi Windows Defender akan diblokir. Selain dilakukan secara otomatis, pengguna juga dapat melakukan pindai manual untuk membersihkan sistem.


 


Mengapa Tidak Cocok untuk Lindungi Data Nasional?
Ilustrasi Ransomware

Ilustrasi/ Foto: Shutterstock

Alfons Tanujaya selaku pengamat keamanan siber Vaksincom mengatakan pada DetikInet bahwa performa Windows Defender terbatas dan mendasar, “Karena performa Windows Defender itu kan basic dan masa sekelas PDN nggak mampu pakai antivirus selain Windows Defender, dan tidak ada proteksi tambahan lain seperti firewall atau Cisco Pix”.

Oleh sebab itu, PDN perlu menambahkan proteksi ekstra yang lebih canggih seperti firewall yang bisa melacak gerak-gerik ransomware. “Kalau ada dari situ kan bisa dilacak trace dan usaha masuknya. Kita semua ketahui, ransomware setiap kali menyerang akan menyamarkan dirinya mengubah kompilasinya atau codingnya dan antivirus apapun termasuk Windows defender akan kesulitan mengidentifikasi nya”.

Di sisi lain, penggunaan OS Windows tidak dianggap sebagai masalah untuk pusat data asalkan keamanannya diperkuat. “Kalau bagi awam mungkin defaultnya Mac dan Linux relatif lebih aman. Tapi kalau admin harusnya tahu cara hardening (memperkuat) OS nya,” katanya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!


(dmh/dmh)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *