Berita

3 Tips Jitu Belajar Menurut Psikolog, Ada yang Sudah Kamu Lakukan?

×

3 Tips Jitu Belajar Menurut Psikolog, Ada yang Sudah Kamu Lakukan?

Share this article


Belajar merupakan kata yang kerap diasosiasikan dengan kegiatan yang dilakukan oleh pelajar. Hal ini karena di tahapan kehidupan inilah seorang manusia tengah membentuk dirinya.

Belajar bukanlah kegiatan yang mudah karena kerap membuatmu menghadapi hal yang benar-benar baru. Meskipun begitu, dilansir dari American Psychological Association, belajar bisa jadi lebih mudah kalau kamu tahu tips belajar menurut psikolog berikut ini!

Mengingat dan Mengulang




Ilustrasi/Foto: pexels.com/Zen Chung

Jeffrey Karpicke, PhD, seorang peneliti psikologi di Universitas Purdue di Indiana melakukan sebuah penelitian mengenai proses pembelajaran dan ingatan manusia. Dalam penelitiannya itu, ia melibatkan beberapa murid untuk mengingat barisan kata-kata asing.

Karpicke membagi partisipan dalam penelitiannya itu ke dalam empat kategori dengan cara belajar masing-masing. Kelompok pertama mempelajari semua kata dalam daftar sekaligus; kelompok kedua belajar sampai mengingat setiap kata setidaknya sekali; kelompok ketiga belajar sampai mengingat setiap kata 3 kali berturut-turut; dan kelompok terakhir akan belajar kata kedua setelah berhasil mengingat kata pertama, kata ketiga setelah berhasil mengingat kata pertama dan kedua, dan seterusnya hingga partisipan bisa mengingat semua kata dengan benar sebanyak 3 kali berturut-turut.

Seminggu kemudian, para peneliti menguji murid-murid tersebut dan menemukan bahwa mereka yang belajar dengan metode terakhir jauh melampaui kelompok lain. Partisipan yang belajar dengan metode Repeated Spaced Retrieval tersebut berhasil mengingat 80% kata dibandingkan kelompok ketiga yang hanya mengingat sebanyak 30 persen.

Mengerjakan Kuis

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Eliabe Costa

Mencoba mengerjakan kuis—baik dari guru, buku pelajaran, atau aplikasi seperti Quizlet—merupakan satu tips jitu belajar bagi murid. Dengan mengerjakan kuis, murid bisa mengasah kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi.

Menurut Regan Gurung, PhD, profesor psikologi dari Universitas Negeri Oregon, mengerjakan kuis memberikan banyak manfaat, bahkan meskipun murid gagal atau salah dalam menjawab pertanyaan. Menurutnya, usaha untuk mengingat sesuatu pun bisa membantu murid memperkuat ingatannya.

Di sisi lain, profesor psikologi di Universitas William di Massachusetts bernama Nate Kornell, PhD, berpendapat bahwa mencoba dan gagal dalam sebuah kuis mungkin merupakan strategi belajar yang efektif. Namun, ia skeptis bahwa para murid akan menyukai strategi ini karena secara naluriah tidak ada yang suka melakukan kesalahan.

Kornell akhirnya berusaha menciptakan sebuah strategi untuk meningkatkan kemungkinan siswa mendapat jawaban yang benar tanpa mengorbankan kualitas belajar. Dalam studinya, ia meminta sekelompok murid untuk mengingat sepasang kata dengan dua metode berbeda, yaitu mempelajari semua pasangan kata secara berulang-ulang atau melakukan pengujian mandiri dengan pilihan petunjuk—misalnya, 2 atau 4 huruf dari satu kata—yang berbeda-beda.

Kebanyakan murid memilih metode pengujian mandiri dan hasil penelitian pun menunjukkan bahwa kelompok tersebut memiliki hasil pengujian yang lebih baik dibandingkan kelompok pertama. Yang terpenting adalah murid berpikir bahwa mereka bisa belajar dengan lebih efektif dan termotivasi jika mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

Memanfaat Kelompok Belajar

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Kyle Gregory Devaras

Kebanyakan pelajar mungkin akan menyukai metode belajar yang satu ini. Namun, menurut Henry Roediger, III, PhD, profesor dari departemen psikologi di Universitas Washington di St.Louis, saat bekerja dalam sebuah grup seperti ini, para murid harus mengambil kesempatan untuk memikirkan setiap jawaban secara mandiri.

Pendapat Roediger itu sendiri didukung oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Experimental Psychology: Applied. Dalam penelitian tersebut, partisipan mencoba untuk mempelajari kata-kata dalam bahasa asing dengan cara menjawab secara lantang atau dengan mendengarkan rekan sekelompoknya memberikan jawaban.

Tentu, semua orang akan mendapatkan respons mengenai benar atau tidaknya jawaban yang diberikan. Namun, partisipan yang menjawab dengan lantang menunjukkan hasil yang jauh melampaui partisipan yang mendengarkan dalam ujian dua hari berikutnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.

(naq/naq)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *