Berita

Sederet Fakta Serangan Keji Israel ke Kamp Pengungsi Al-Mawasi

×

Sederet Fakta Serangan Keji Israel ke Kamp Pengungsi Al-Mawasi

Share this article


Serangan yang dilancarkan Israel terhadap Palestina masih terus berlanjut hingga saat ini. Kali ini, Israel menggempur salah satu kamp pengungsi yang berada di Al-Mawasi, tepatnya yang terletak di sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan. Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (13/7).

Menurut para saksi, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera, Israel menggunakan jet tempur dan pesawat tak berawak untuk melancarkan serangannya di zona yang diklaim sebagai “zona aman” tersebut oleh militer Israel.

Melansir dari CNN, Israel berdalih bahwa target dari serangan tersebut adalah komandan militer senior Hamas, Mohammed Deif, yang mereka klaim tengah bersembunyi di antara warga sipil. Namun, dalih tersebut ditepis oleh Hamas (Pejuang kemerdekaan Palestina) sebagai fakta yang salah.

Masih dikutip dari Al Jazeera, Hamas mengatakan bahwa Israel melakukan serangan tersebut sebagai cara untuk menutupi “Pembantaian mengerikan” di lokasi, di mana warga Palestina yang mengungsi diminta untuk mencari perlindungan, setelah mereka menerima perintah untuk mengungsi dari rumah mereka ke tempat lain di Jalur Gaza.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan tidak dapat memastikan apakah Mohammed Deif telah terbunuh, tetapi ironisnya, ia memuji upaya pembunuhan tersebut sebagai pesan kepada Hamas.

Berikut sederet fakta yang perlu kamu tahu terkait serangan keji Israel ke Kamp Pengungsi Al-Mawasi di Khan Younis, Gaza.

90 Warga Sipil Tewas dan 300 Lainnya Terluka

90 Warga Sipil Tewas dan 300 Lainnya Terluka/Foto: REUTERS/Ramadan Abed

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 90 warga sipil di daerah padat penduduk yang menampung sekitar 80 ribu orang dan melukai 300 orang lainnya. Bahkan para pengungsi yang berlindung di tenda-tenda pun juga ditemukan tewas di bawah pasir akibat serangan udara yang dilancarkan Israel di zona yang mereka klaim sebagai “zona aman” tersebut.

Lebih lanjut, laporan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, Tareq Abu Azzoum, mengatakan bahwa daerah tersebut terkena lima bom dan lima rudal.

“Kami tiba-tiba mendengar suara rudal menghantam. Saya sedang membuat roti, saya membawa putri saya dan kami mulai berlari keluar,” ujar seorang warga bernama Aida Hamdi.

Ia melanjutkan, “Adonannya saya buang semua, tercampur pasir. Kami mendengar tiga pukulan, orang-orang di sekitar saya menjadi syahid, perempuan, pria, dan anak-anak.”

Banyak orang yang terlantar akibat tenda-tenda mereka telah dirobohkan oleh serangan Israel. Di sisi lain, banyak mayat dan bagian-bagian tubuh berserakan di tanah.

“Saya meninggalkan tenda dan melihat sekeliling. Semua tenda roboh, potongan tubuh berserakan di mana-mana, perempuan tua tergeletak di lantai, anak-anak kecil terpotong-potong,” katanya kepada kantor berita Reuters.

Sementara itu, mengutip dari akun Instagram @ajplus, serangan Israel terpisah juga telah menewaskan sedikitnya 20 orang yang sedang melaksanakan salat di dekat reruntuhan masjid di kamp pengungsi Shati, Gaza.

Kekurangan Tim Medis

Fakta serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Mawasi/Foto: REUTERS/Hatem Khaled

Saat ini, di kamp pengungsi Al-Mawasi tengah kekurangan tim medis karena pasukan Israel juga menyerang petugas medis yang sedang dalam perjalanan untuk membantu para korban. Bahkan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, yang menangani para korban terluka pun menjadi sangat kekurangan staf dan peralatan penting.

Seorang pejabat di Rumah Sakit tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tim medis tidak memiliki kapasitas untuk menerima lebih banyak pasien yang terluka karena tim pertahanan sipil terus melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi serangan.

Mohammad Subeh, seorang dokter gawat darurat yang bekerja di salah satu rumah sakit lapangan dekat al-Mawasi, mengatakan bahwa tim penyelamat terus menggali orang-orang untuk mengeluarkan mereka dari tanah.

Respon Pejabat Israel

Fakta serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Mawasi/Foto: REUTERS/Mohammed Salem

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pernyataan di kantor pusat Kementerian Pertahanan, Tel Aviv, mengatakan bahwa tidak sepenuhnya pasti pejabat Hamas telah tewas dalam serangan tersebut, tetapi ia menegaskan bahwa serangan tersebut tetap menguntungkan pihak Israel.

“Upaya pembunuhan terhadap komandan Hamas saja sudah menyampaikan pesan kepada dunia, bahwa hari-hari Hamas sudah dihitung,” katanya. “Dan inilah yang akan saya lakukan minggu depan di Kongres AS. Saya akan menyampaikan pesan Israel kepada Amerika Serikat dan seluruh dunia.”

Lebih lanjut, Benjamin Netanyahu, juga mengatakan ia menyetujui serangan itu setelah menerima informasi yang memuaskan mengenai kerusakan tambahan dan jenis amunisi yang akan digunakan. Selain itu, ia menambahkan bahwa militer Israel akan menggunakan segala cara untuk membunuh semua pemimpin Hamas.

Respon Pemimpin Palestina

Fakta serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Mawasi/Foto: REUTERS/Hatem Khaled

Khalil al-Hayya, wakil kepala Hamas di Gaza, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera, mengatakan bahwa Benjamin Netanyahu ingin mendeklarasikan “kemenangan palsu” dan klaim mereka tentang penargetan para pemimpin Hamas adalah salah. Pasalnya, telah berulang kali klaim tersebut digunakan sebagai pembenaran untuk menyerang warga sipil di Gaza yang berpenduduk padat.

Sementara itu, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, mengutuk tindakan genosida yang Israel lakukan di Gaza. Ia juga mengatakan bahwa tindakan Israel secara lebih luas telah menargetkan proyek Palestina secara keseluruhan dan termasuk tujuan Israel untuk mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Tuai Kecaman dari Berbagai Negara

Fakta serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Mawasi/Foto: REUTERS/Mohammed Salem

Uni Emirat Arab (UEA)

Uni Emirat Arab mengecam pelanggaran Israel di Gaza, termasuk penargetan terbaru di kamp-kamp pengungsi, Khan Younis, Gaza selatan, yang menyebabkan banyak kematian dan cedera pada puluhan warga sipil tak berdosa.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri UEA, mengatakan, “Kami kembali menegaskan, perlunya gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa. Kami juga menegaskan kembali, pentingnya melindungi warga sipil dan lembaga sipil, sesuai dengan hukum internasional termasuk perjanjian internasional.”

Sebagai informasi, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera, UEA menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel pada tahun 2020 dan menikmati hubungan keamanan dan perdagangan yang erat dengan negara tersebut.

Mesir

Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan, mengatakan, “Kami mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan Israel di wilayah Al-Mawasi.”

Kementerian tersebut juga menekankan bahwa serangan Israel telah melanggar hak-hak warga Palestina secara terus-menerus dan dibutuhkannya keseriusan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Qatar

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, “Berulangnya kejahatan keji membuktikan dari hari ke hari perlunya tindakan internasional yang mendesak untuk segera mengakhiri agresi brutal ini dan memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina.”

Ia juga memperingatkan bahwa “Kecerobohan” Israel akan merusak upaya internasional untuk melaksanakan solusi dua negara dan dengan demikian akan membuka jalan bagi perluasan siklus kekerasan di kawasan tersebut serta ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Oman

Oman bergabung dengan negara-negara lain dalam mengutuk serangan Israel terhadap Al-Mawasi, pihaknya mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tindakan terorisme yang nyata dan bukti baru dari kebijakan pemusnahan yang disengaja (genosida) terhadap rakyat Palestina.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Oman, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan Israel yang menargetkan warga sipil, jelas-jelas melanggar hukum internasional.

Turki

Serangan Israel terhadap warga Palestina yang berlindung di Al-Mawasi, di mana diklaim sebagai “zona aman”, merupakan “tahap dalam upaya pemerintah Netanyahu untuk memusnahkan warga Palestina sepenuhnya”, ucap Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun Israel diharapkan membalas tanggapan positif Hamas terhadap gencatan senjata. Namun, pilihannya terhadap pertumpahan darah membuktikan sekali lagi bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu itu tengah berusaha mencegah negosiasi gencatan senjata yang langgeng,” tambahnya.

“Negara-negara yang mendukung Israel harus mengakhiri kebiadaban ini,” ungkapnya.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebelumnya mengatakan bahwa perang di Gaza adalah sebuah genosida dan bukan perang untuk membela diri. Turki dan semua negara di kawasan tersebut tidak akan merasa aman selama konflik tersebut dibiarkan berlanjut.

Lebanon

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa serangan kelompoknya terhadap target-target Israel merupakan “tugas” untuk mendukung Palestina dan bukan sebuah “bantuan”.

Hassan Nasrallah juga mengecam serangan terhadap Al-Mawasi, yang mana telah menewaskan puluhan warga Palestina.

“Hari ini, pendudukan melakukan pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang yang mengungsi di Al-Mawasi, Khan Younis. Kemudian, mereka membenarkannya dengan mengatakan bahwa mereka ingin menargetkan para pemimpin Hamas,” katanya. “Apakah ada ketidakadilan dan penindasan yang lebih buruk di dunia?”

Iran

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa serangan Israel adalah kejahatan terbaru dalam serangkaian kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis pembunuh anak-anak.

“Zionis sekali lagi secara brutal menunjukkan bahwa untuk menebus kekalahan yang diderita di medan perang dengan perlawanan, mereka tidak mengakui garis merah kemanusiaan dan moral terhadap penduduk Jalur Gaza yang tak berdaya, tetapi mereka harus tahu bahwa memaksakan jalan ini tidak lain hanyalah kebencian global yang lebih luas,” ujarnya.

Yordania

Kementerian Luar Negeri Yordania, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengutuk serangan terhadap tenda-tenda para pengungsi. Juru bicara Sufyan al-Qudah, mengatakan bahwa Yordania mengecam pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel dan menekankan perlunya masyarakat internasional untuk bertindak guna mengakhiri penderitaan Palestina.

Kolumbia

Presiden Gustavo Petro, menyatakan kemarahannya atas apa yang disebutnya sebagai “ketidakadilan terbesar”.

“Saya bahkan lebih marah karena penghancuran hukum kemanusiaan internasional ini merupakan awal dari kebiadaban yang ingin mereka lepaskan terhadap semua orang tertindas di bumi,” katanya dalam sebuah postingan di X.

Malaysia

Malaysia mengutuk keras atas serangan yang terus dilakukan Israel ke warga Gaza, termasuk ke kamp pengungsi Al-Mawasi. Kementerian Luar Negeri Malaysia, Wisma Putra, mengatakan bahwa serangan keji dan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan Israel terhadap Palestina itu terjadi di “zona aman” yang telah ditetapkan oleh Israel sendiri untuk rakyat Palestina.

“Ini jelas merupakan suatu pengabaian dan tindakan tidak menghormati nyawa manusia serta bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional, hak asasi manusia, dan hukum internasional,” ucapnya.


Pelanggaran Hukum Internasional
Palestinians inspect a house hit in an Israeli strike, amid the Israel-Hamas conflict, in Deir Al-Balah in the central Gaza Strip, July 15, 2024. REUTERS/Ramadan Abed

Ilustrasi/Foto: REUTERS/Ramadan Abed

Menurut Francesca Albanese, pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera, mengatakan bahwa serangan Israel di kamp pengungsi Al-Mawasi mungkin melanggar hukum internasional.

“Orang-orang di daerah aman dilindungi berdasarkan hukum internasional. Jika ada target militer di dalam zona aman, tindakan harus proporsional dengan keuntungan militer yang akan dicapai. Membunuh 70 orang untuk satu orang tidaklah proporsional,” katanya.

“Saya muak dengan toleransi terhadap impunitas Israel yang memungkinkan terjadinya perang genosida,” tambahnya.

Sementara itu, pada bulan Maret, pakar PBB mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Israel melakukan genosida di Gaza, Palestina.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.


(naq/naq)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *