Berita

5 Larangan Unik di Jepang, Jangan Sampai Melanggar!

×

5 Larangan Unik di Jepang, Jangan Sampai Melanggar!

Share this article


Jepang menjadi negara tujuan wisata yang selalu ramai pengunjung saat libur pergantian musim. Sebelum terbang ke Jepang, pastikan kamu sudah mengetahui larangan unik di Jepang ini, ya!

Jepang jadi destinasi wisata populer karena perpaduan unik antara tradisi kuno dan teknologi modern yang menarik wisatawan dari seluruh dunia. Negara ini menawarkan berbagai pengalaman, mulai dari keindahan alam, gedung-gedung futuristik, hingga kuil-kuil bersejarah. 

Wisata kuliner Jepang juga menjadi daya tarik utama. Selain itu, keramahan dan kedisiplinan penduduknya, transportasi umum yang sangat efisien, serta beragam festival dan acara budaya sepanjang tahun membuat Jepang menjadi destinasi yang tak terlupakan.

Supaya bisa nyaman menikmati keindahan dan fasilitas di negeri orang, simak peraturan wisata di Jepang dilansir dari Japan Travel berikut ini.

Jangan Mencelupkan Nasi Sushi Secara Langsung

Jangan Mencelupkan Nasi Sushi Secara Langsung/Foto: Freepik

Di Jepang, ada aturan tidak tertulis yang penting untuk diikuti saat menikmati sushi, yaitu jangan mencelupkan nasi sushi langsung ke dalam kecap. Aturan ini berakar dari budaya dan etika makan yang sangat dijunjung tinggi di Jepang. 

Mencelupkan nasi secara langsung dapat menyebabkan nasi menyerap terlalu banyak kecap. Ini membuat sushi menjadi terlalu asin dan nasi berantakan, sehingga sulit dimakan. Hal ini dianggap tidak sopan dan menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap seni pembuatan sushi.

Sebagai gantinya, yang seharusnya dicelupkan ke dalam kecap adalah bagian ikan di atasnya. Cara yang benar adalah memiringkan sushi dengan hati-hati menggunakan sumpit atau tangan, kemudian mencelupkan sedikit bagian ikan ke dalam kecap. Ini memungkinkan rasa kecap melengkapi rasa ikan tanpa merusak keseimbangan rasa dan tekstur dari nasi dan ikan. 

Jangan Bicara Keras di Angkutan Umum
Tren Subway Shirt untuk Menghindari Pelecehan di Transportasi Umum, Apakah Efektif untuk Kaum Perempuan?/Foto: Unsplash/Hugh Han

Jangan Bicara Keras di Angkutan Umum/Foto: Unsplash/Hugh Han

Di banyak negara, termasuk Jepang, berbicara keras di angkutan umum seperti kereta dan bus dilarang demi menjaga ketenangan dan kenyamanan semua penumpang. Aturan tidak tertulis ini sangat penting, terutama di kota-kota besar dengan kepadatan penumpang yang tinggi. 

Suasana yang tenang di angkutan umum memungkinkan penumpang untuk beristirahat, membaca, atau bekerja tanpa terganggu oleh kebisingan. Ketika semua orang berbicara dengan suara pelan atau bahkan diam, lingkungan di dalam kereta atau bus menjadi lebih nyaman bagi semua orang.

Selain menjaga kenyamanan, larangan berbicara keras juga merupakan bentuk penghormatan terhadap penumpang lain yang mungkin sedang mengalami kelelahan atau membutuhkan waktu untuk beristirahat. Ingat, jangan sampai kamu berisik di dalam angkutan umum, ya!

Jangan Memberi Tip

Jangan Memberi Tip/Foto: Freepik

Larangan budaya Jepang selanjutnya adalah memberi tip dianggap sebagai tindakan yang tidak lazim dan bahkan bisa dianggap tidak sopan. Budaya pelayanan di Jepang sangat mengutamakan kesempurnaan dan profesionalisme, di mana memberikan layanan terbaik sudah menjadi bagian dari pekerjaan tanpa perlu penghargaan tambahan berupa tip. 

Banyak orang Jepang melihat tip sebagai sesuatu yang bisa merendahkan martabat pekerja, seolah-olah mereka membutuhkan uang tambahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, memberikan tip bisa menyebabkan kebingungan atau ketidaknyamanan, baik bagi pemberi maupun penerima.

Sebagai gantinya, apresiasi terhadap layanan yang baik biasanya ditunjukkan melalui ucapan terima kasih yang tulus. Misalnya, mengucapkan “arigatou gozaimasu” (terima kasih banyak) dengan sopan dan ramah sudah cukup menunjukkan penghargaan terhadap pelayanan yang diberikan.

Jangan Menempelkan Sumpit ke Atas Nasi

Jangan Menempelkan Sumpit ke Atas Nasi/Foto: Freepik

Di Jepang, menempelkan sumpit secara vertikal di atas nasi adalah tindakan yang dianggap sangat tidak sopan dan bahkan tabu. Hal ini disebabkan oleh kemiripan tindakan tersebut dengan ritual pemakaman Buddha, di mana sumpit diletakkan secara vertikal dalam semangkuk nasi sebagai persembahan untuk arwah yang telah meninggal. 

Melakukan hal ini dalam konteks sehari-hari dapat dianggap membawa sial dan sangat tidak menghormati tradisi serta budaya setempat. Sebagai gantinya, sumpit sebaiknya diletakkan di samping mangkuk atau di atas penyangga sumpit (hashioki) ketika tidak digunakan. 

Peraturan wisata di Jepang ini harus dipahami untuk menunjukkan rasa hormat terhadap budaya lokal. Dengan mengikuti etika penggunaan sumpit ini, kamu bisa menghindari kesalahpahaman.


Jangan Buka Pintu Taksi Manual

Jangan Buka Pintu Taksi Manual/Foto: Freepik

Larangan unik di Jepang selanjutnya adalah dilarang membuka pintu taksi secara manual. Sebagian besar taksi di Jepang dilengkapi dengan pintu otomatis yang dioperasikan oleh sopir. 

Sopir taksi di Jepang dilatih untuk menyediakan layanan penuh, termasuk membuka dan menutup pintu untuk penumpang, sebagai bagian dari etiket pelayanan yang sopan dan profesional.

Upaya membuka pintu secara manual juga bisa menyebabkan kerusakan pada mekanisme otomatis pintu taksi. Untuk menghindari hal ini, kamu sebaiknya menunggu sopir taksi membuka pintu secara otomatis. Dengan memahami dan mengikuti aturan ini, kamu bisa menunjukkan rasa hormat terhadap budaya pelayanan di Jepang dan membantu menjaga kondisi kendaraan tetap baik. 

Larangan budaya Jepang ternyata ada yang 180° dengan budaya Indonesia, ya. Kamu harus menghargai budaya mereka dan mengikuti aturan yang berlaku supaya nggak kena masalah. Dengan begitu, liburan kamu bisa lebih aman dan menyenangkan!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.


(naq/naq)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *