LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta -Rasa bersalah atau guilt tripping berpotensi mengubah perilaku dan cara pandang ketika menjalani hubungan. Dalam beberapa kasus hal ini justru dimanfaatkan sebagai alat untuk memanipulasi seseorang baik pola pikir, perasaan, sehingga Anda selalu merasa bersalah terhadap orang tersebut.
Lantas, apakah guilt tripping berpontensi menghancurkan hubungan? Berikut informasi selengkapnya, yuk simak!
Pengertian guilt tripping
Melansir dari Heathline, guilt tripping akan menghalangi komunikasi yang sehat dan solusi dari tiap konflik hubungan dekat, seperti hubungan romantis, persahabatan, profesional atau keluarga.
Akibatnya, menyebabkan seseorang merasa bersalah atau membuatnya merasa bertanggung jawab untuk mengubah perilaku. Disengaja atau tidak, rasa bersalah menghalangi komunikasi yang sehat dan penyelesaian konflik, dan kerap memicu perasaan dendam, frustrasi serta membuat seseorang mudah dimanipulasi secara emosi.
Hal ini bisa jadi modus manipulasi yang kuat dari perilaku manusia, sehingga seseorang dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengubah cara orang lain berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Contohnya, ketika seseorang dibuat merasa bersalah terkait hal yang telah dilakukan. Kemudian, rasa bersalah itu membuatnya rela melakukan sesuatu untuk mereka.
Biasanya, guilt tripping terjadi jika ada yang pernah membuatmu merasa bersalah atas sesuatu yang kamu lakukan.