Berita

Daftar Bos Brand Fashion Lokal Indonesia, dari Chitra Subyakto hingga Yeri Afriyani

×

Daftar Bos Brand Fashion Lokal Indonesia, dari Chitra Subyakto hingga Yeri Afriyani

Share this article


LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – Tahukah Sahabat Cantika, industri Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat, bahkan termasuk menyumbang pendapatan negara. Sejumlah brand fashion lokal bahkan telah membuktikan diri mampu bersanding dengan brand internasional. 

Seiring ajakan mengenakan produk lokal termasuk busana semakin meningkatkan permintaan pasar brand fashion lokal. Masing-masing brand menciptakan gaya dan ide kreatif yang bisa memikat perhatian pasar. Mulai dari elemen corak, fungsi yang versatile hingga mengangkat kebergaaman budaya seperti lurik dan jumputan hingga gerakan sustainable fashion. 

Berikut simak daftar bos brand fashion lokal Indonesia yang karyanya telah mewarnai jagat mode.  

1. Ria Sarwono dan Carline Darjanto – Cotton Ink

Ria Sarwono (Brand & Marketing Director CottonInk), Vanesha Prescilla, Isyana Sarasvati, Carline Darjanto (Creative Director CottonInk), di Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin 3 September 2018. TEMPO/Astari P Sarosa

Dalam kurun waktu nyaris 16 tahun duet Ria Sarwono dan Carline Darjanto suksesmengembangkan Cotton Ink sebagai merek fashion lokal yang patut disegani di Tanah Air. Itu terbukti dari berbagai penghargaan yang mereka sabet, di antaranya Most Favorite Brand di Brightspot Market, Most Innovative Brand di Cleo Fashion Awards 2010 serta Best Local Brand 2010 dan 2012 oleh Free Magazine.

Poin yang membedakan Cotton Ink dengan produk lain adalah kekhasan perempuan Indonesia tetap nyata, tetapi tidak trying to American woman atau Europe woman tapi stay to our self.  Dari awal mereka berdua mendesain baju-baju yang bisa dipakai untuk sehari-hari. Baju yang tidak terlalu banyak detail yang penuh akan tetapi baju dengan desain yang simple sehingga orang yang mengenakannya tidak akan terlihat berlebihan. 

Nama Cotton Ink sebagai nama brand fashion line, yang artinya memang sangat simple dan juga mudah diingat. Salah satu cara Cotton Ink elemen kesuksean mereka ialah karena strategi dan model bisnis yang mereka lakukan secara organik mengandalkan loyalitas konsumen dan berkolaborasi dengan beberapa brand lokal lain. 

Salah satunya Cotttonink dan Nada Puspita berkolaborasi dalam koleksi di akhir Agustus ini. Koleksi ini dirancang dengan desain bermotif yang terinspirasi dari keindahan wilayah Cinque Terre yang merepresentasikan keindahan Pesisir Liguria Italia.

Pesisir ini juga dikenal dengan nama Riviera Italia, yang merupakan bentangan garis pantai indah, dimulai dari perbatasan Perancis hingga ke Tuscany. Sebagian besar item yang ada dibuat dari bahan polyester, sisanya terbuat dari kain katun dan knit, yang pastinya sejuk di kulit dan menyerap keringat. Pakaian dari koleksi ini cocok untuk segala acara dari hangout casual, acara formal, atau sekadar untuk membuat konten media sosial. 

Ria Sarwono, Brand dan Marketing Director Cottonink mengatakan koleksi ini merepresentasikan beragam karakter wanita dan cocok dikenakan untuk yang berhijab maupun non hijab. Dengan kata lain, model pakaian ini sesuai untuk semua kalangan usia serta bisa dikenakan dalam acara resmi atau aktivitas santai harian. Koleksi ini didominasi oleh busana dengan warna-warna pastel yang cantik, elegan dan feminin.

Koleksi ini hadir dengan motif cantik yang terinspirasi dari lanskap keindahan wilayah Cinque Terre yang terkenal dengan bangunan rumah yang berwarna warni dan juga dikenal sebagai salah satu tempat terindah di dunia untuk menikmati kehidupan pedesaan Italia.

2. Mutiara Kamila Athiyya – Thenblank

Founder Thenblank Mutiara Kamila Athiyya dan Muse Isyana Sarasvati/Foto: Instagram/Mutiara Kamila Athiyya

Mutiara Kamila Athiyya adalah Founder ThenBLANK yang telah memulai usaha brand fashion lokal sejak ia masih berusia 15 tahun. Dari ketekunannya untuk mulai berjualan selama 11 tahun pun semakin berkembang dan dikenal ke berbagai daerah di Indonesia. 
Mutiara mengatakan usahanya ini bermula sejak 2012 dan mulai menyimpan barangnya di ruang tamu. 

Mutiara pun melihat jika Indonesia seringkali ekspor produk fashion dan hal ini membuatnya berpikir untuk membuat brand sendiri. Dalam perjalanan usahanya, Mutiara tak menampik di usianya yang masih remaja saat itu belum mengatahui akan fokus bisnisnya mau ke arah mana. Ia pun mencoba berbagai jenis gaya, ternyata model yang paling dicari seperti kemeja dan blazer seperti yang kerap ia gunakan sehari-hari. 

Mutiara pun belajar akan kebutuhan konsumennya yang lebih menyukai produk yang basic, timeless dan banyak dicari oleh para pekerja.  Dunia fashion yang cepat berubah ini juga membuat ThenBLANK menyesuaikan dengan perkembangan style saat ini. Keunggulan dari ThenBLANK  produknya meminimalisir bahan plastik sehingga material yang digunakan adalah fokus ke katun dan rayon. 

\Salah satu pencapain Mutiara ialah saat merayakan tahun ke-9 kehadirannya dalam industri fashion tanah air, Thenblank memilih cara berbeda. Tak hanya menggandeng salah satu Diva Muda Indonesia, Isyana Sarasvati berkolaborasi menciptakan koleksi istimewa, Trunk Show koleksi baru tersebut juga dihelat secara unik di teater film FLIX Cinema, Ashta District 8. Melalui koleksi baru ini, Thenblank dan Isyana menyatukan mimpi besar mereka untuk menggerakkan industri kreatif nusantara.

Mutiara  mengatakan setelah melalui perjalanan panjang dan dinamis, tidak mudah bagi mereka hingga dapat berada di titik ini. Pada 22 Oktober 2021 genap berusia 9 tahun. “Selama ini, berbagai tantangan juga harapan berjalan beriringan, dan kami bersyukur dapat terus bergerak melaluinya,” tutur Mutiara melalui konferensi virtual, Kamis 21 Oktober 2021.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Thenblank tak merayakannya ‘sendirian’. Memeriahkan anniversary kali ini, pihaknya menggaet salah satu Diva Muda Indonesia: Isyana Sarasvati, untuk berkolaborasi menciptakan koleksi yang dapat dikenakan sehari-hari maupun pada momen spesial.

“Spirit dari koleksi terbaru ini adalah tentang esensi kolaborasi dalam menempuh sebuah perjalanan, serta pengingat bahwa setiap hari merupakan langkah baru yang patut kita rayakan. Jadi perayaan tidak hanya pada momen spesial saja, melainkan bisa dilakukan setiap hari, dengan mengenakan busana yang nyaman, istimewa, dan membangkitkan semangat,” tambahnya
 

3. Maria Anggraini – This is April 

Chelsea Islan bersama pendiri dan pemilik koleksi This is April, dan Maria Anggraini di Mal Taman Anggrek, Kamis, 19 Oktober 2017. TEMPO | Astari Pinasthika Sarosa

Apakah kamu familiar dengan brand fashion This is April yang kerap kita temukan di mal-mal Jakarta? Pendirinya ialah Maria Anggriani yang menyukai fashion dan memiliki mimpi untuk membuat sebuah brand lokal fashion di Indonesia yang fashionable, timeless dengan harga yang affordable. 

Maka, pada April 2012 This Is April pertama kali terbentuk sebagai online based store dan telah memiliki lebih dari 50 stores yang tersebar di Indonesia dan tersedia di marketplace besar Indonesia yaitu Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, Zalora dan Blibli. Next stagenya, This Is April akan mengembangkan bisnis ke luar negeri terutama market Asia. 

Nama This Is April sendiri terinspirasi dari bulan April, yang sedang berlangsung musim semi dimana bunga – bunga sedang in peak blooming season. Hal ini menjadi analogi agar This Is April terus berkembang di di dunia fashion.

Saat merayakan tahun ke 10 dalam industri fashion Indonesia dua tahun lalu This is April berkolaborasi bersama perempuan multitalenta dan inspiratif, Putri Marino dalam sebuah campaign #THISISME yang mengajak para perempuan untuk berani menjadi diri sendiri, menikmati setiap proses hidup dan berani menggapai mimpi mereka 

Campaign #THISISME tertuang dalam koleksi yang terbagi menjadi dua tema dimana koleksi pertama dirilis pada 10 Mei 2022, menampilkan mood modern vintage yang didominasi warna earth tone dengan ragam produk dari sweater, cardigan, hingga dress. Koleksi pertama ini mendapatkan respon positif dari konsumen dengan beberapa produk yang sudah habis terjual setelah rilis dan saat ini sedang tahap produksi lagi karena banyaknya permintaan konsumen.

Selain Putri Marino, This is April juga berkolaborasi dengan Mikha Tambayong dan Syifa Hadju yang menghadirkan fashion sesuai gaya mereka, tetapi mudah dijangkau para loyal konsumennya. 

4. Dyah Yesnita Narendra Dewi – Kalu Art

Founder Kalu Art. Dyah Yesnita Narendra Dewi/Foto: Instagram/Dyah Yesnita

Walau batik masih tetap menjadi primadona, tetapi jangan lupakan ada kain lurik yang mencuri perhatian. Lurik yang terasa berat, kini bisa dipadupadankan untuk busana siap pakai. Terdapat beberapa jenama lokal yang menjadikan kain lurik sebagai signature karya mereka agar menjadi pakaian yang bisa dipakai dalam berbagai kesempatan. 

Beberapa karya brand fashiol lokal yang mengusung kain lurik antara lain KaLu atau akronim Katun Lurik asal Yogyakarta. Direktur Kreatif KaLu, Dyah Yesnita Narendra Dewi memadukan kain lurik dengan material katun tanpa menghilangkan motif luriknya. 

Dalam fashion show yang digelar Jogja Fashion Show tahun lalu, terdapat delapan look dalam tema Mamba yang ia tampilkan dengan beragam gaya yang didominasi oleh nuansa monokrom dan bisa dikenakan untuk aktivitas formal.  Mengusung kain lurik sebagai signature, gaya KaLu terdiri dari rompi, outer, dan obi yang menambah elemen manis dalam beberapa look-nya, tak lupa Kalu juga menyiapkan hand bag sebagai aksesori yang menegaskan smart casual look. 

Selain busana,  Dyah Yesnita Narendra Dewi juga memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk paket hampers lebih ke arah perlengkapan ibadah, seperti hampers paket alat ibadah (isi nya bisa mukena, sajadah, sarung pouch) serta variasi dari produk pelengkap seperti hampers home living (runner, apron, cushion cover, coaster) yang semuanya menggunakan bahan kain tenun lurik buatan tangan pengrajin penenun lokal.

Memulai hampers Lebaran sejak 2018, Dyah mengamati bisnis hampers menjadi sangat potensial walaupun sudah banyak kompetitor yang membuat produk hampers serupa. Namun, tetap saja selalu ada marketnya dan direspons oleh pelanggan dengan cukup baik. “Kuncinya ialah membuat produk yang dibutuhkan oleh pasar dan juga memiliki unique selling point. Rencana ke depan, kami akan meluncurkan hampers yang bersifat personal touch,” ungkap perempuan kelahiran ini melalui pesan instan.
 

5. Rizki Triana – Oemah Etnik

Founder Oemah Etnik Rizki Triana/Foto: instagram/Rizki Triana

Tahukah Anda jika kini Anda bisa tampil dengan gaya khas Indonesia namun dengan sentuhan modern dan nyaman untuk dikenakan sehari-hari? S alah satu brand asli Indonesia, Oemah Etnik, merancang setiap pakaian dan aksesoris mereka dengan tema Indonesia yang kental. 

Didirikan pada tahun 2013 oleh Rizki Triana dengan modal dari berjualan online dari rumah dan sambi menyelesaikan kuliah. Dimulai dari nol kini, Rizki telah melakukan ekspansi ke penjualan luar negeri dengan media digital/ 

Salah satu tujuan Rizki membangun Oemah Etnik ialah untuk mempromosikan sejarah Indonesia dengan merubah bahan lokal tradisional menjadi fashion yang modern dan stylish. OE dengan bangga dibuat oleh tangan pengrajin lokal, mengembangkan dan mengkurasi warisan lokal di seluruh nusantara, mulai dari tenun hingga batik, dengan sentuhan estetika modern. Semua dalam upaya untuk membuat Anda bangga membawa dan mengenakan karya khas Indonesia ke mana pun Anda pergi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *