Berita

Kisah Nekat ART Pakai Gaji untuk Membeli Saham, Tak Disangka Ini Hasilnya…

×

Kisah Nekat ART Pakai Gaji untuk Membeli Saham, Tak Disangka Ini Hasilnya…

Share this article


Menjadi kaya raya adalah harapan banyak orang. Tak heran, sederet cara dilakukan, agar kekayaan bisa ada di genggaman tangan. 

Hal ini juga menjadi keinginan seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Neeltgen Cornelis. Ia berusaha menjadi kaya raya lewat pembelian saham. 

Bagaimana kisahnya dan apakah dia untung? Simak yuk!

Neeltgen Cornelis, ART yang Pakai Gaji untuk Beli Saham

Foto: Replika kapal VOC di Amsterdam (McKarri/Wikimedia Common)

Sekitar 422 tahun yang lalu, tepatnya pada Agustus 1602, Kongsi Dagang Hindia Belanda memutuskan untuk menjual sahamnya kepada publik. Hal ini menjadi titik awal dari penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). 

Beruntungnya, tak sulit untuk perusahaan seperti VOC menjaring investor. Sebagai perusahaan yang menjual komoditas paling dicari di Eropa, yakni rempah-rempah, banyak orang yang memprediksi VOC akan sangat berjaya dan memberi keuntungan besar. 

Akhirnya, saat mengeluarkan keputusan IPO ini, ramai-ramai orang datang ke Bursa Efek Amsterdam. Terlebih saat itu juga VOC menjadi perusahaan pertama di dunia yang melakukan IPO. 

Saat itu ada 1.143 investor yang berinvestasi untuk modal awal VOC di Amsterdam. Setiap investor berhak memutuskan berapa banyak uang yang diinvestasikan, karena tak ada batas minimum atau maksimum. 

Begitu juga dengan para investor, siapa saja boleh berinvestasi di VOC. Yang akhirnya membuat deretan pejabat, bangsawan, bahkan hingga ART bernama Neeltgen Cornelis pun turut berinvestasi. 





Ilustrasi zodiak yang kaya raya tetapi tetap membumi / Foto: Pexels.com / Cottonbro StudioIlustrasi kaya raya/Foto: Pexels.com / Cottonbro Studio/ Foto: Laela Dzuhria Wahyudo

Neeltgen berinvestasi di VOC berawal dari majikannya, Dirck van OS yang kebetulan Direktur VOC. 

Mulanya, Neeltgen maju-mundur untuk ikut berinvestasi karena gajinya kurang dari lima puluh sen dalam sehari, yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-harinya saja. Namun, di penghujung Agustus saat penawaran perdana saham VOC akan ditutup, ia berubah pikiran. 

“Dia berpikir akan selalu menyesal apabila dia tidak berinvestasi sekarang. Alhasil dia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan uang tabungannya,” tulis Petram.

Akhirnya, ia mengeluarkan uang tabungan hasil kerja kerasnya menjadi ART, disisihkan 100 gulden untuk membeli VOC. Namanya pun tercatat sebagai pemegang daftar VOC, meski nominalnya sangat kecil, dibanding investor lainnya. 

Hasilnya, ia pun mendapat keuntungan dari investasi tersebut. Namun, hanya sesaat karena Neetlgen melepas kepemilikan sahamnya pada Oktober 1603, atau setahun setelah melakukan pembelian. Ia menjualnya seluruh sahamnya pada Jacques de Pourcq. 

Lebih lengkap tentang kisahnya, baca di sini. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *