Beberapa waktu lalu, video segerombolan turis yang diduga dari Indonesia viral di media sosial karena merusak pohon sakura. Kejadian itu membuat marah warga Jepang yang terkenal sangat menghormati dan menjaga pohon tersebut.
Di Jepang, ada sebuah tradisi tahunan bernama hanami. Mengutip Japan Experience, tradisi hanami mengandung arti mengagumi bunga sakura.
Melansir Tourist Japan, tradisi hanami biasa dilakukan saat sakura bermekaran yakni sejak akhir Maret hingga awal Mei. Sebelum mengikutinya, pahami 5 etiket dalam menikmati bunga sakura di Jepang, yuk!
1. Etiket Saat Piknik
Indahnya suasana sakura bermekaran di Jepang /Foto: Pexels/Akira Deng
Berpiknik di bawah indahnya pohon sakura terdengar menyenangkan. Namun sebelumnya, kamu harus paham regulasi pemerintah setempat. Sebab, ada beberapa area yang tidak diperbolehkan untuk berpiknik.
Jika kamu sudah tahu regulasinya, pastikan pula kamu berbagi tempat dengan orang lain. Banyak orang lokal yang juga ingin menikmati indahnya bunga-bunga di taman terbuka.
Saat berpiknik, jangan lupa untuk membawa kantong sampah sejumlah tiga buah. Pemilihan sampah sesuai jenisnya wajib dipatuhi ketika kamu sedang berwisata di negara tersebut.
2. Hati-Hati Saat Mengambil Foto
Seorang perempuan sedang berpose dengan bunga sakura /Foto: Pixabay/TrungLamQuoc
Nggak ada yang melarang dalam mengabadikan momen saat berwisata di Jepang, apalagi saat melihat indahnya bunga sakura. Namun, ada beberapa area sakral yang tidak boleh dipotret, salah satunya kuil. Tidak semuanya seperti itu, jadi baca dulu aturan tertulis yang telah disediakan di sana.
Hindari juga untuk memotret seseorang tanpa ijin terlebih dahulu, ya, Beauties. Jepang sangat menjunjung tinggi privasi dan tidak elok rasanya untuk mengambil foto orang tanpa adanya persetujuan.
3. Aturan Berpakaian
Seorang perempuan Jepang mengenakan kimono saat tradisi hanami /Foto: Nguyen Hung
Tidak ada aturan saklek mengenai pakaian apa yang seharusnya dipakai saat melihat bunga sakura. Walau begitu, lebih baik kamu mengenakan pakaian kasual yang rapih dan enak dipandang untuk menghormati tradisi tahunan ini.
Melansir Tokyo Treat, orang Jepang terkadang mengenakan pakaian tradisional kimono saat mengikuti festival bunga sakura. Sebagai turis, kamu juga sah-sah saja untuk menyewa baju tradisional Jepang agar dapat menikmati ‘rasa’ layaknya warga lokal.
4. Tidak Merusak Pohon Sakura
Suasana cherry blossom di Jepang /Foto: Pexels/Ryutaro Tsukata
Pohon sakura sangat dijaga dengan baik oleh orang Jepang. Pohon jenis itu sangat rapuh dan merusaknya akan membuat bunga sulit tumbuh kembali hingga pohon menjadi mati.
Mengutip Japan Experience, warga lokal sangat melarang seseorang untuk menyentuh, menggoyangkan, dan mematahkan batang pohon. Maka dari itu, tak heran melihat warga Jepang geram dengan video yang sempat viral di media sosial itu, di mana segerombolan turis merusak pohon sakura.
5. Tidak Berisik
Cherry blossom di Jepang /Foto: Pexels/Bagus Pangestu
Yang terakhir, jangan berisik dan mengobrol terlalu keras saat berpiknik di bawah rindangnya pohon sakura. Seperti yang ditulis dalam situs Japan Experience, karaoke dan musik instrumen sangat dilarang. Ingat, ada banyak pengunjung juga yang ingin mengikuti tradisi hanami dengan tenang.
Itulah 5 etiket dalam menikmati bunga sakura di Jepang. Sebagai turis kita harus menghargai cara warga lokal dalam melakukan sesuatu. Mari kita jaga nama baik Indonesia di mana pun kita berada.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org.
(naq/naq)