Pernikahan memang memiliki dampak yang signifikan dalam suatu negara ya, Beauties. Selain berperan dalam membangun struktur sosial dan keluarga, pernikahan juga dapat mempengaruhi faktor-faktor ekonomi, demografi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Di sisi lain, tingginya angka perceraian pun menjadi salah satu masalah dalam negara. Nyatanya, tak bisa dimungkiri pula bahwa ada sejumlah negara yang memiliki angka perceraian sangat tinggi. Hal itu pun disebabkan oleh berbagai faktor. Dilansir dari Petrelli Law, berikut daftar negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia. Apa Indonesia termasuk?
1. Maladewa
Ilustrasi perceraian di Maladewa/ Foto: Freepik.com/freepik
Di balik keindahan alamnya yang menakjubkan, Maladewa rupanya memiliki tingkat perceraian yang sangat tinggi. Pada tahun 2002, negara ini bahkan masuk dalam Guinness Book of World Records sebagai negara dengan tingkat perceraian tertinggi yaitu 10,97 perceraian per 1000 orang.
Fenomena itu disebabkan oleh sejumlah alasan seperti proses perceraian di Maladewa yang mudah dan terjangkau. Masyarakat di sana juga seakan bersikap menerima dan tidak terlalu ada stigma negatif terhadap orang yang bercerai.
Selain itu, peningkatan akses terhadap pendidikan juga telah mendorong kemandirian finansial yang lebih besar bagi banyak perempuan Maladewa. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri tanpa membutuhkan laki-laki dalam hidupnya.
2. Kazakhstan
Ilustrasi perceraian di Kazakhstan/ Foto: Freepik.com/KamranAydinov
Data dari World Population Review mengungkap bahwa Kazakhstan memiliki tingkat perceraian yang mencapai 4,6 per 1000 orang pada tahun 2020. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia
Studi di Kazakh Institute for Equal Rights and Opportunities menyebutkan sejumlah penyebab tingginya angka perceraian di sana. Mulai dari adanya intervensi dari keluarga, kurangnya batasan moral, proses perceraian yang mudah, perubahan sikap terhadap pernikahan, hingga soal peran gender.
Namun terlepas dari tingkat perceraian yang tinggi, masyarakat Kazakhstan rupanya tidak serta merta takut akan pernikahan. Penelitian bahkan menunjukkan bahwa 82,5% anak muda di sana memvisualisasikan masa depan mereka sebagai orang yang sudah menikah dan memiliki anak.
3. Guam
Ilustrasi perceraian di Guam/ Foto: Freepik.com/yanalya
Sebuah pulau yang terletak di Samudera Pasifik Barat wilayah Amerika Serikat ini hanya dihuni oleh sekitar 169.330 jiwa. Meski termasuk pulau kecil, siapa sangka bahwa wilayah tersebut ternyata memiliki angka perceraian yang tinggi. Penyebab tingginya tingkat perceraian di Guam pun cukup bervariasi.
Di antaranya faktor ekonomi seperti ketidakstabilan pekerjaan dan kurangnya pendapatan yang akhirnya memicu pertengkaran. Kemudian, adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga atau karena faktor pribadi seperti ketidaksiapan menikah hingga perselingkuhan.
Dari segi undang-undang, aturan mengenai proses perceraian di Guam pun terbilang tidak sulit. Salah satu syarat yang wajib dipenuhi adalah salah satu pasangan hanya harus tinggal di Guam setidaknya seminggu sebelum mengajukan gugatan cerai. Ini berlaku untuk memastikan bahwa proses hukum dilakukan sesuai dengan yurisdiksi Guam.
4. Rusia
Ilustrasi perceraian di Rusia/ Foto: Freepik.com/wayhomestudio
Berbeda dengan Guam, Rusia termasuk negara besar dengan populasi lebih dari 144 juta jiwa. Dengan populasi sebesar itu, perceraian rupanya telah menjadi masalah yang umum terjadi di sana. Faktor terbesarnya adalah karena alkoholisme, masalah keuangan, kurangnya saling pengertian antara pasangan, hingga perselingkuhan.
Tak hanya itu, masalah ekonomi yang disebabkan oleh jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 juga turut berpengaruh. Anehnya, undang-undang perceraian di Rusia memperbolehkan pasangan untuk bercerai tanpa memberikan alasan atau membuktikan kesalahannya. Bahkan, salah satu pasangan dapat mengajukan gugatan cerai tanpa ada persetujuan dari pasangan lain.
5. Moldova
Ilustrasi perceraian di Moldova/ Foto: Freepik.com/cookie_studio
Negara relatif kecil yang terletak di Eropa Timur ini tak lepas dari masalah perceraian. Umumnya, pasangan memilih bercerai karena belum ada kesiapan yang matang dan kurangnya komitmen terhadap pernikahan. Hal ini pun disebabkan karena pernikahan digelar dalam usia yang terbilang muda.
Terkait itu, sekitar 12 persen perempuan Moldova menikah sebelum usia 18 tahun. Selain faktor usia, Moldova juga memiliki PDB terendah di Eropa yang menimbulkan masalah keuangan dan akhirnya menyebabkan banyak pasangan bercerai.
Selanjutnya, budaya “macho” di Moldova turut mendorong laki-laki untuk memiliki banyak pasangan seksual. Ini memicu perselingkuhan hingga kekerasan dalam rumah tangga makin merajalela.
Jadi, itulah sejumlah negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia. Ternyata angka cerai di Indonesia masih relatif kecil jika dibandingkan negara tersebut ya, Beauties.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)