Berita

Pendidikan Tinggi Disebut Tertiary Education, Apa Itu dan Penting Nggak Sih Lanjut Kuliah?

×

Pendidikan Tinggi Disebut Tertiary Education, Apa Itu dan Penting Nggak Sih Lanjut Kuliah?

Share this article


Ramai di media sosial mahasiswa protes lantaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) per semester melonjak drastis. Kelompok UKT juga diperbanyak pada beberapa universitas dengan nilai mulai dari Rp 500 ribu dan Rp 1 juta untuk UKT 1 & UKT 2 yang jadi standar minimal PTN berdasarkan aturan Permendikbudristek Nomor 2 tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi di PTN Kemendikbudristek. Namun tahun ini, lonjakan UKT terjadi hingga tertinggi bisa mencapai Rp100 juta tergantung jurusan serta universitasnya.

Tjitjik Sri Tjahjandarie selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek menjelaskan lebih lanjut terkait hal ini. Mengutip CNN Indonesia, saat dijumpai di Kantor Kemendikbud (16/5), Tjitjik mengatakan “Dari sisi yang lain kita bisa melihat bahwa pendidikan tinggi ini adalah tertiary education. Jadi bukan wajib belajar. Artinya tidak seluruhnya lulusan SLTA, SMK itu wajib masuk perguruan tinggi. Ini sifatnya adalah pilihan”.

Indonesia menerapkan wajib belajar 12 tahun sehingga pendanaan pemerintah untuk pendidikan “difokuskan, diprioritaskan, untuk pembiayaan wajib belajar”. Walaupun begitu, pemerintah masih mengucurkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), tapi dengan jumlah yang belum menutup Biaya Kuliah Tunggal (BKT) sehingga dibebankan ke mahasiswa melalui UKT.

Apa Itu Tertiary Education?

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/nirat

Berdasarkan World Bank, tertiary education mengacu pada pendidikan formal pascasekolah menengah, termasuk universitas negeri dan swasta, perguruan tinggi, lembaga pelatihan teknis, dan sekolah kejuruan. 

Seseorang yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi merasakan manfaat yang tak dirasakan mereka yang tidak. Associate Professor dari University of Virginia dan psikolog klinis, Tim Davis, mengatakan kepada CNBC Make It bahwa kuliah memberikan peluang luar biasa, “College provides just an unbelievable opportunity”.

Memang apa saja sih manfaatnya?


Manfaat Kuliah untuk Individu
Ilustrasi mahasiswi kampus/ Foto: Freepik.com/bangkokclickstudio

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/bangkokclickstudio

Kuliah atau tidak memang jadi hak setiap individu. Ada segelintir contoh orang yang tidak kuliah, tapi tetap bisa berpenghasilan. Di sisi lain, tetap ada manfaat bagi seseorang yang berpendidikan tinggi.

Tim Davis menjabarkan manfaat menempuh pendidikan tinggi bagi individu. Pertama, walaupun keputusan melanjutkan ke universitas bergantung pada karier yang ingin ditempuh, memiliki gelar sarjana memberikan seseorang fleksibilitas dan ketahanan saat hadapi kesulitan tak terduga dalam karier. 

Manfaat selanjutnya adalah keberlanjutan karier. Erika Katz, seorang ahli parenting, mengungkapkan ilmu dan pengalaman yang didapat saat kuliah memungkinkan seseorang lebih unggul dalam jangka panjang. Sebab kuliah tidak hanya dilakukan untuk mendapat gelar semata, tapi juga soft value yang didapat dari pengalaman selama kuliah.

Sebuah studi tahun 2016 bertajuk Mental health of college students and their non-college-attending peers: results from a large French cross-sectional survey juga menemukan gangguan kesehatan mental lebih tinggi dialami anak muda yang tidak menempuh pendidikan S1, sekolah, atau pelatihan serta tidak bekerja.


 


Manfaat Orang Berpendidikan Tinggi untuk Masyarakat
Ilustrasi Perempuan Sukses/ Foto: Pexels/ Christina Morillo

Ilustrasi/ Foto: Pexels/ Christina Morillo

Pendidikan tinggi tidak hanya bermanfaat bagi individu tersebut, tapi juga berpengaruh terhadap kemajuan kualitas hidup sebuah masyarakat.

Mengutip situs World Bank, pendidikan tinggi berperan penting dalam mendorong pertumbuhan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Bagaimanapun, sumber daya manusia yang ahli jadi syarat untuk inovasi dan pertumbuhan. 

Orang berpendidikan tinggi dapat dipekerjakan untuk posisi yang sesuai dengan keahliannya dan produktif. Dengan demikian, memungkinkan perolehan upah lebih tinggi dan tidak mudah terguncang oleh gejolak ekonomi. Masyarakat dengan pendidikan tinggi juga mendorong peningkatan kesadaran lingkungan, melakukan kebiasaan lebih sehat, dan tingkat partisipasi masyarakat yang lebih tinggi.

Seiring dengan pesatnya perkembangan kebutuhan sosial dan ekonomi global, tuntutan tenaga kerja berpendidikan lebih baik, lebih terampil, dan mudah beradaptasi akan semakin besar. Di sinilah, orang melalui tertiary education lebih unggul dibandingkan yang tidak.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!



(dmh/dmh)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *