LUMPKINSJAIL.ORG, Jakarta – Anda dan pasangan perlu membicarakan hal-hal baik maupun buruk dalam menjaga hubungan intim yang sehat dan berkembang. Colleen Marshall, Chief Clinical Officer dari Two Chairs, yang mencocokkan pasien dengan terapis yang tepat, mengatakan komunikasi secara teratur dan terbuka tentang kebutuhan, keinginan, preferensi, dan batasan seksual adalah kunci untuk membina hubungan intim yang sehat dan memuaskan di antara pasangan yang sudah menikah.
Mungkin jika Anda sudah bersama lama, Anda beranggapan sudah mengetahui segalanya tentang pasangan atau sebaliknya. Faktanya, itu kurang tepat, kata Marshall.
Sebaliknya, dia menyarankan untuk menyisihkan waktu dan ruang khusus untuk check-in, di mana pasangan jangka panjang dapat secara terbuka mendiskusikan apa yang mereka inginkan, sukai, dan tidak sukai terkait pengalaman seksual mereka. Lagi pula, Anda menjadwalkan seks, jadi mengapa tidak mencoba menjadwalkan pembicaraan tentang seks?
Marshall bahkan merekomendasikan untuk mengadakan “kencan malam” ini secara teratur, sehingga pasangan dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keinginan mereka secara normal dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Berikut tiga obrolan hubungan intim yang perlu diutarakan pasangan.
1. Batasan di Dalam dan Luar Kamar Tidur
Mengapa ini penting? Contoh, suami Anda suka melakukannya dengan lampu menyala, tetapi Anda tidak. Anda menginginkan hal-hal yang menarik, tetapi suami Anda tidak begitu yakin.
Anda dan suami perlu merasa nyaman, seperti aman dan dihormati, tidak hanya saat berhubungan intim, tetapi juga selama percakapan yang tidak nyaman tersebut.
“Membahas topik-topik ini di luar kamar tidur, dalam lingkungan yang tidak mengancam dan tidak menghakimi, dapat membantu Anda dan pasangan merasa lebih nyaman mengekspresikan diri dengan jujur,” kata Marshall dikutip dari Purewow.
Jadi, bahkan jika Anda suka mengeksplorasi dinamika kekuasaan di kamar tidur, Anda berdua harus memiliki pijakan yang sama dalam pembicaraan ini sehingga Anda dapat mengangkat isu-isu seperti, mungkin Anda tidak lagi bermain-main dengan dinamika kekuasaan. Gunakan percakapan ini untuk membangun atau mengubah ruang yang dirasa aman bagi Anda dan pasangan.
Dialog awal:
– Bagaimana perasaan kamu tentang hal yang telah aku lakukan?
– Haruskah kita menaruh sesuatu di rak? Tidak apa-apa jika kamu tidak diborgol.
– Aku mencintaimu, tapi aku ingin memperlambat aktivitas sexting di hari kerja.
2. Mengakui Fluktuasi Dorongan Seks
Meskipun Anda sudah mengenal suami sejak masa kuliah, perasaan tentang seks dan koneksi bisa berubah. Misalnya, mungkin Anda punya bayi beberapa bulan yang lalu dan Anda merasa tidak nyaman dengan tubuh Anda. Atau mungkin dia sedang menjalani pengobatan yang menurunkan gairah seksnya.
“Memahami bahwa tingkat hasrat dapat sangat bervariasi antar individu dan bahwa perbedaan ini belum tentu mencerminkan minat atau ketertarikan seseorang terhadap pasangannya adalah hal yang penting,” jelas Marshall.
Cobalah untuk menghilangkan rasa bersalah dan malu, sehingga Anda bisa saling memahami.
Dialog awal:
– Aku merasakan beberapa perubahan pada kamu—aku ingin tahu apa yang ada dalam pikiran kamu.
– Aku merasa sedikit berbeda akhir-akhir ini, dan aku ingin membicarakannya.
– Menurutku mainan bisa membantuku—bagaimana menurut kamu?
3. Kebutuhan dan Keinginan
Kepuasan Anda dan pasangan sama pentingnya. Di saat Anda terangsang, ketahui apa yang dirasakan pasangan. Ini adalah obrolan yang membangun fantasi. Mungkin Anda pernah berpikir untuk melakukan “hal-hal yang mengganggu” atau berbicara kotor. Inilah saatnya untuk mengemukakan hal itu.
“Kecocokan seksual adalah aspek penting dalam hubungan romantis apa pun, dan tidak jarang pasangan memiliki perbedaan pendapat, hasrat, dan preferensi seksual mereka,” kata Marshall.
Dengan kata lain, Anda tidak bisa mendalami hal-hal menyenangkan tanpa mengingat apa yang Anda diskusikan mengenai batasan dan pemecahan masalah. Misalnya, bayangkan pasangan Anda menyatakan keinginannya untuk meningkatkan frekuensinya, meskipun Anda baru saja menyebutkan di nomor dua bahwa fase setelah melahirkan memengaruhi libido Anda.
Sepertinya dia tidak mendengarkan Anda atau mengabaikan perasaan Anda sama sekali, yang pada gilirannya akan melemahkan hubungan Anda. Inti dari percakapan ini adalah hubungan intim yang dibangun atas dasar kepercayaan.
Dialog awal:
– Aku ingin mendengar tentang fantasi kamu lebih detail.
– Apakah kamu puas dengan apa yang telah aku lakukan?
– Aku tahu kamu tidak suka melakukan sexting saat kita sedang bekerja, tapi bisakah kita mencoba permainan peran di kamar tidur?
Pilihan Editor: 3 Pertanyaan Ini Sering Diajukan Pasangan pada Terapis Seks
PUREWOW
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika