Banyak orang yang berharap kaya raya, karena disebut bisa membuat bahagia. Padahal nyatanya tak selalu demikian.
Memiliki banyak harta tak bisa menjamin kebahagiaan. Di sebagian kepercayaan ada pandangan bahwa harta kekayaan yang dimiliki perlu dipertanggungjawabkan.
Karena itu, banyak orang yang mengalihkan hartanya untuk kegiatan positif, seperti yang dilakukan oleh Ali Banat.
Mengenal Ali Banat, Miliarder Muslim Asal Australia
Kisah miliarder muslim asal Australia yang pilih donasikan seluruh harta/Foto: dok. MATW Project
Ali Banat adalah seorang miliarder Muslim asal Australia. Ia pengusaha pemilik bisnis keamanan dan elektronik.
Berkat kedua bisnis tersebut, ia jadi kaya raya. Hidupnya pun selalu foya-foya dengan membeli barang mahal nan mewah, seperti jam tangan, tas, perhiasan, dan mobil. Mengutip BBC Internasional, ia memiliki sebuah mobil seharga USD 600 ribu atau Rp8,3 miliar. Ia juga pernah membeli gelang seharga hampir Rp1 miliar.
Sayangnya, kekayaan dan sikap foya-foyanya sirna pada 2015. Banat yang saat itu baru berusia 30-an, tiba-tiba jatuh sakit hingga berulang kali masuk rumah sakit.
Ternyata, dokter memvonisnya menderita kanker dan menyebut ia hanya bisa bertahan tujuh bulan saja. Tentu, Banat tidak menyangka akan terjadinya hal ini. Ia pun mencari berbagai macam pengobatal alternatif ke berbagai belahan dunia, sayang hasilnya nihil.
Teringat Allah Swt Saat Sakit dan Pilih Donasikan Seluruh Hartanya!
Kisah miliarder muslim asal Australia yang pilih donasikan seluruh harta/Foto: dok. MATW Project
Banat mendadak teringat akan satu hal, yakni Allah Swt.
“Saya sadar satu-satunya yang selalu ada untuk saya dan memberi solusi adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala,” katanya dalam Youtube One Path, dikutip Selasa (21/5/2024).
Teringat akan kebesaran Allah Swt, membuatnya teringat juga akan seluruh harta yang dimilikinya. Ia tersadar, bahwa Allah dalam salah satu ayat Al-Qurannya menjelaskan bahwa harta yang dimilikinya di dunia ini tidak berguna.
Salah satu cara agar hartanya bisa menjadi penyelamat saat wafat adalah menyedekahkannya hingga miskin. Atas dasar inilah, Banat yang saat itu baru berusia 33 tahun ini menyumbangkan seluruh harta miliknya.
“Saya ingin wafat tanpa memiliki harta benda,” kata Banat.
Ia menjual seluruh aset yang dimiliki untuk disumbangkan pada orang tidak mampu. Ia juga pergi ke Afrika selama dua minggu, untuk berkeliling dan merasakan kemiskinan bersama warga di sana. Lalu, ia mendirikan sebuah yayasan sosial.
Siapa sangka, aksi yang dilakukan pria ini menjadi viral dan menarik banyak pihak untuk menyumbangkan hartanya melalui yayasan tersebut. Di tahun yang sama, yayasan mendapatkan donasi sebesar Rp18,5 miliar.
Lantas bagaimana nasib Banat selanjutnya? Baca selengkapnya di sini.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk, gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail, Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!
(ria/ria)