Berita

Kamu Sudah Tahu? Ternyata 4 Pemimpin Negara Ini adalah Seorang Ilmuwan

×

Kamu Sudah Tahu? Ternyata 4 Pemimpin Negara Ini adalah Seorang Ilmuwan

Share this article


Menjadi seorang pemimpin negara tidak harus memiliki latar belakang sebagai politikus. Banyak pemimpin negara yang memiliki latar belakang bermacam-macam selain dunia politik, yakni militer, arsitektur, bisnis, hingga ilmu pengetahuan. Seperti empat pemimpin negara ini yang ternyata merupakan seorang ilmuwan juga.

Emma Johnson, deputi wakil rektor bidang penelitian di Universitas New South Wales (UNSW) yang merupakan salah satu ilmuwan top Australia, mengungkapkan orang yang mempunyai pikiran ilmiah disarankan untuk duduk di pemerintahan. Ilmuwan dianggap mencintai fakta dan angka serta lebih menyukai proses. Itu akan meningkatkan dasar bukti dari berbagai diskusi.

Berdasarkan laman detikNews, di Australia sendiri, politisi yang berlatar belakang ilmuwan memang dikenal lantaran mereka menolak ilmu perubahan iklim serta menentang kenaikan dana terhadap lembaga penelitian CSIRO.

Beberapa nama yang menjabat sebagai politisi ternyata memiliki karier di bidang ilmu pengetahuan, seperti insinyur, peneliti, hingga ahli kimia. Mantan insinyur yang terkenal ialah Yasser Arafat, Osama bin Laden, hingga Boris Yeltsin. Di samping itu, pemimpin negara mana saja yang ternyata adalah seorang ilmuwan?

1. Angela Merkel (Jerman) – ahli kimia kuantum

Angela Merkel/Foto: Reuters/Annegret Hilse

Angela Merkel menjadi Kanselir Jerman pada tahun 2005-2021. Ia pun unggul secara akademis di bangku SMA, namun gagal dalam bidang fisika. Dirinya memutuskan mengejar ‘kelemahannya’ tersebut di Universitas Leipzig untuk membuktikan ia bisa menguasainya.

Akhirnya, Dr. Merkel pun lulus dengan gelar bidang fisika serta kimia fisik sebelum akhirnya mendapat gelar PhD dalam bidang kimia kuantum dari Akademi Sains Jerman. Sejak saat itu, ia bekerja sebagai ahli kimia di akademi tersebut.

Ketika Tembok Berlin runtuh memicu Merkel untuk berkarier dalam dunia politik. Ia menunjukkan keyakinan dalam menghadapi sejumlah situasi yang mengerikan. Mulai dari menyatukan Jerman Timur dengan Jerman Barat, menciptakan kekayaan riil, serta menunjukkan rasa kemanusiaan pada kaum imigran.

2. Jimmy Carter (Amerika Serikat) – insinyur nuklir

Jimmy Carter/Foto: Pinterest/Military.com

Melansir ABC News, Jimmy Carter lulus dari Akademi Angkatan Laur Amerika Serikat pada tahun 1946 dengan gelar sarjana sains. Ia menempati peringkat ke-60 dari total 820 perwira menengah.

Dirinya kemudian bertugas sebagai perwira teknik di USS Seawolf yang merupakan kapal selam nuklir kedua milik Amerika Serikat. Itu dilakukannya sebelum melanjutkan studi pascasarjana pada bidang fisika nuklir di Union College, New York.

Semuanya berjalan lancar sampai ketika ayahnya meninggal dunia, Carter memutuskan untuk mengakhiri karier insinyurnya dan pindah kembali ke Plains, Georgia untuk mengambil ahli pertanian kacang tanah milik keluarganya.

Dari situ pula, ia mulai tertarik dengan dunia politik. Akan tetapi, ia sempat mengalami kesulitan dengan kerumitan dan keraguan. Usai meninggalkan kursi kepresidenan, ia pun mencapai banyak hal dengan cara menggantikan kesopanan menjadi politik.


3. Margaret Thatcher (Inggris) – ahli kimia

Margaret Thatcher/Foto: Britannica

Margaret Thatcher merupakan mantan Perdana Menteri Inggris yang memiliki gelar sarjana sains dari Universitas Oxford di mana dirinya lulus dengan ijazah second-class honours. Ia mempunyai spesialisasi di bidang kristalografi X-ray dalam bimbingan Dorothy Hodgkin, yang nantinya menerima Hadiah Nobel Kimia.

Usai lulus dan bekerja sebagai peneliti kimia, Margaret pindah ke Dartford untuk memulai karier politiknya. Sebagai ahli kimia, ia membuat terobosan dengan mengembangkan emulsifier untuk es krim.

Margaret menjadi salah satu pemimpin negara maju yang dapat mengatasi isu pemanasan global. Dirinya mendirikan Panel Antar-Pemerintah mengenai Perubahan Iklim dan Pusat Prediksi serta Penelitian Iklim Hadley di Inggris yang nantinya memicu protes penambang batubara.

Sama seperti Ratu Elizabeth II, Margaret juga menyukai kuda. Meskipun demikian, Ratu lebih menyukai mereka di arena balap, sedangkan Margaret menempatkan mereka di area politik.

4. Paus Fransiskus / Pope Francis (Vatikan) – teknisi kimia

Paus Fransiskus/Foto: ABC News

Menurut biografi resmi pada situs web The Holy See Vatikan, Paus Fransiskus belajar kimia dan lulus sebagai teknisi kimia dari Escuela Técnica Industrial No. 12, sekolah menengah teknik negeri di Argentina. Bahkan dirinya sempat bekerja di laboratorium.

Namun, pada akhirnya pria yang memiliki nama lahir Jorge Mario Bergoglio ini memilih jalan imamat dan memutuskan menjadi imam. Ia masuk ke Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto. Pada tahun 1963 Paus Fransiskus lulus dengan gelar sarjana filsafat dari Colegio de San José di San Miguel. Dirinya pun belajar teologi dan memperoleh gelarnya di Colegio de San José pada tahun 1967 hingga 1970.

Ia terpilih menjadi pemimpin gereja katolik seluruh dunia dengan nama Paus Fransiskus (Pope Francis) sejak 13 Maret 2013 lalu. Dia menggantikan Paus Benediktus XVI yang memilih mengundurkan diri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org. Caranya DAFTAR DI SINI!


(ria/ria)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *