Kerja memang sangat penting, tapi tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Masyarakat di negara-negara tertentu bahkan harus menelan kepahitan karena peluang kerja yang terbatas. Hal inilah yang kemudian membuat sejumlah negara memiliki angka pengangguran sangat tinggi.
Lantas, negara apa sajakah yang dimaksud dan kenapa pekerjaan menjadi sebuah hal yang sulit di sana? Dirangkum dari data terbaru di Statista, berikut 5 daftar negara dengan angka pengangguran tertinggi di dunia. Kira-kira Indonesia masuk tidak, ya?
1. Afrika Selatan
Afrika Selatan/ Foto: Pexels.com/Omotayo Tajuden
Tingginya angka pengangguran di Afrika Selatan yang mencapai sekitar 28,4% dipengaruhi oleh sejumlah permasalahan. Di antaranya karena akses ke pendidikan berkualitas sangat terbatas.
Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak siap memasuki pasar kerja yang kompetitif. Padahal, ekonomi Afrika Selatan telah mengalami pergeseran dari industri berbasis sumber daya alam ke sektor jasa dan teknologi yang lebih maju.
Perubahan tersebut memerlukan tenaga kerja dengan keterampilan khusus yang seringkali tidak dimiliki oleh sebagian besar angkatan kerja di sana. Masalah lain yang menyebabkan angka pengangguran di Afrika Selatan menjadi paling tertinggi di dunia yakni warisan apartheid.
Artinya, kebijakan diskriminatif pada masa lalu menyebabkan adanya ketimpangan yang signifikan dalam hal kepemilikan tanah, akses ke sumber daya, dan kesempatan kerja bagi populasi kulit hitam.
2. Djibouti
Djibouti/ Foto: Pixabay.com/MJO
Sebenarnya, Djibouti sudah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi di sana cenderung tidak merata dan seringkali hanya bergantung pada sektor tertentu seperti logistik dan jasa pelabuhan. Ketergantungan inilah yang membuat peluang kerja menjadi lebih terbatas.
Di sisi lain, pertumbuhan populasi Djibouti cukup tinggi yang membuat tekanan pada pasar semakin meningkat. Dalam hal ini, jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak cukup untuk menampung jumlah angkatan kerja. Di tengah permasalahan itu, banyak masyarakat Djibouti yang tidak memiliki akses pendidikan dan pelatihan sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pekerjaan tertentu.
3. Palestina
Palestina/ Foto: Pexels.com/Chrisna Senatus
Konflik berkepanjangan dengan Israel menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan politik di Palestina. Tak bisa dimungkiri bahwa pembatasan gerakan dan kontrol atas perbatasan yang dilakukan Israel sangat membatasi kemampuan Palestina untuk mengembangkan ekonominya.
Blokade yang diterapkan oleh Israel di Jalur Gaza juga telah menyebabkan kelangkaan barang, bahan baku, dan energi. Hal ini menghambat operasi bisnis dan mengurangi kesempatan kerja.
Selain itu, banyaknya infrastruktur yang rusak akibat konflik turut menghalangi pertumbuhan ekonomi di sana. Alhasil, perekonomian Palestina sampai saat ini masih terus bergantung pada bantuan luar negeri.
4. Botswana
Botswana/ Foto: Pixabay.com/hbieser
Botswana sesungguhnya memiliki sistem pendidikan yang cukup merata. Namun, ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Hal inilah yang membuat banyak masyarakat kesulitan mencari pekerjaan. Terlebih lagi, ekonomi di Botswana hanya bergantung pada industri pertambangan.
Sementara itu, sektor lainnya masih belum berkembang secara signifikan sehingga peluang kerja menjadi sangat sempit. Dari segi pemerintahan, Botswana memiliki proses birokrasi yang lambat dan regulasi yang ketat. Hal ini seringkali menghambat perkembangan usaha kecil dan menengah yang seharusnya dapat menjadi salah satu sumber utama penciptaan lapangan kerja.
5. Eswatini
Eswatini/ Foto: democracyinafrica.org
Sama seperti Botswana yang memiliki ekonomi kurang diversifikasi, perekonomian di Eswatini juga sebagian besar hanya berasal dari sektor pertanian sehingga peluang kerja di sektor lain menjadi sangat terbatas. Sistem pendidikan di sana juga masih belum selaras dengan tuntutan industri modern yang membuat banyak lulusan sulit mendapat pekerjaan.
Negara kecil yang terletak di wilayah Selatan Afrika ini pun belum mampu menarik banyak investasi asing yang bisa berperan membantu menciptakan lapangan kerja. Terlepas dari kesempatan kerja yang sempit, Eswatini juga menghadapi masalah HIV/AIDS yang tinggi. Hal ini menyebabkan kurangnya tenaga kerja yang produktif sekaligus menambah angka pengangguran di sana.
Jadi, itulah kelima daftar negara dengan angka pengangguran tertinggi di dunia. Meski nampaknya banyak masyarakat Indonesia yang merasa sulit mencari pekerjaan, tapi beruntung negara ini tidak sampai masuk dalam daftar tersebut ya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di lumpkinsjail? Yuk gabung ke komunitas pembaca lumpkinsjail Lumpkinsjail.org.
(ria/ria)